Tausiah Teh Nini "Lima Kiat Datangkan Jodoh"

Dauroh Sehati MKI

Majelis Keluarga Islami, akan menyelanggarakan Dauroh Sehati, Insya Allah pada Sabtu-Ahad, 21-22 November 2009, di Villa Bina Qalbu, Cilember, Puncak, Bogor.

Tema "Hari Gini Masih Pacaran? Capek deh!!!"

Biaya Dauroh Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per orang
Karena tempat terbatas, hanya dibatasi hingga 100 orang.
Biaya sudah termasuk transportasi, dan akomodasi serta makan 4 kali dan sekali coffee break.

Acara :
- Kajian Ilmu
- Tahajjud Berjamaah di udara yang cukup dingin
- Games Sederhana

Pendaftaran online mulai 5 September - 8 November 2009, kirim e-mail dengan subyek Daftar Dauroh ke keluarga.islami@yahoo.com . Pendaftaran datang langsung dan bayar tunai pada saat diselenggarakan Kajian Hadits setiap Rabu malam dan Kajian Aqidah setiap Kamis malam, mulai 4 Oktober - 8 November 2009 jam 17.00 - 20.30 WIB.

Informasi lebih lanjut hubungi langsung (tidak lewat SMS) ke 08158018156 / 08558406013 / 50212373 dengan Rico.

Kajian MKI

Assalamu'alaikum, wr.wb.

Sahabat-sahabat, Majelis Keluarga Islami, Insya Allah memulai kembali kajian-kajian sbb:
Kajian Hadits
Bersama Ustadz Miftahuddin
Rabu, 7 Oktober 2009 (selanjutnya setiap Rabu)

Kajian Aqidah
Bersama Ustadz Ihsan Hakim
Kamis, 8 Oktober 2009 (selanjutnya setiap Kamis)
Diselenggarakan di mesjid Al-Bina Senayan, Jl. Pintu Satu Gelora Bung Karno
jam 18.30 - 20.30 WIB

Terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya apapan (kecuali hanya infaq seikhlasnya).

Informasi lebih lanjut, hubungi langsung (tidak SMS) ke
Rico Atmaka - 08558406013 / 50212373 / 08158018156
Koordinator MKI

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bukan Sembarang Istri

Sumber : eramuslim.com

oleh Meti Herawati

Ketika kita sudah berikrar menjadi sepasang suami istri berarti kita pun siap hidup bersama dalam suka dan duka, mendampingi suami hingga akhir hayat. Komitmen seperti itu bukanlah hal sulit bagi sebagian perempuan, apa sih susahnya hidup bersama dengan orang yang dicintai. Tapi jangan salah ada sebagian perempuan yang menghadapi dilema untuk mewujudkan komitmennya yang satu ini.

Terutama bagi para perempuan yang punya karier di luar rumah, ketika suatu saat suaminya pindah tugas ke luar kota atau harus melanjutkan study ke luar negeri. Mereka dihadapkan pada pilihan berat ikut suami atau tetap tinggal dengan pekerjaannya. Melepas suami seorang diri jauh-jauh dari keluarga bukanlah kondisi yang menenangkan, dan sebaliknya melepas pekerjaan begitu saja, padahal sudah diraih dengan susah payah adalah hal yang sangat berat.

Begitulah hidup penuh dengan pilihan. Setiap pilihan yang kita ambil menghadirkan konsekwensi yang harus kita hadapi. Hanya orang-orang bijak yang menentukan pilihan yang arif dan maslahat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang disekitarnya. Dan saya bertemu dengan orang-orang bijak ini ketika merantau bersama suami ke negeri jiran. Saya banyak bertemu dengan para istri yang setia mendampingi suaminya belajar. Tidak sedikit diantara para istri ini yang rela meninggalkan pekerjaannya di tanah air.

Yang membuat saya kagum pekerjaanya bukanlah pekerjaan yang mudah diraih. Ada yang bekerja sebagai dokter umum di RS swasta yang cukup terkenal di Jakarta, ada juga yang bekerja sebagai sekretaris perusahaan besar, ada juga yang berprofesi sebagai dosen bahkan ada manager di perusahaan besar. Subhanallah, sungguh pengorbanan yang luar biasa dalam pandangan saya.

Saya yakin para istri ini memilih meninggalkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi disini mereka harus kehilangan penghasilan dan rutinitas yang sudah bertahun-tahun dijalani. Tapi mereka sudah menentukan pilihan yang suatu hari nanti akan menghasilkan buah yang tidak ternilai. Mungkin sekarang para istri ini kehilangan penghasilan dan status sebagai wanita karier, tapi kebersamaan dengan keluarga, suami dan anak-anak tidak bisa diukur oleh materi. Mereka sedang memberikan pupuk kehidupan yang sehat untuk buah hatinya, sebagai bekal untuk mengarungi samudra kehidupan.
Pengorbanan para istri ini tidak berhenti sampai disitu, di medan perjuangan ini mereka dihadapkan pada kondisi yang sulit. Biaya hidup sangat tinggi sedangkan beasiswa yang diterima sangat kecil. Bahkan ada yang mengalami beasiswanya habis, Inalillahi. Dalam kondisi seperti inilah para istri tangguh ini tampil. Ada yang mengambil pekerjaan sebagai pengasuh anak, membantu pekerjaan rumah (alias pembantu sambilan), membuat kue untuk dijual di kantin-kantin, berjualan pakaian, penjaga kedai (walaupun harus siap ditangkap).

Pekerjaan kecil inilah yang menopang ekonomi keluarga hingga anak-anak bisa terus sekolah, dapur tetap ngebul dan suami bisa menyelesaikan studinya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa bukan, sehingga layak menyandang gelar “Bukan sembarang istri ”. Tidak semua perempuan mampu mengambil langkah seperti mereka, banyak para istri yang lebih memilih karier sendiri dibanding harus mendampingi suaminya.

Sungguh beruntung suaminya bisa bersanding dengan istri seperti ini. Mau berkorban apa saja untuk kesuksesan suaminya, semoga suami senantiasa mengingat pengorbanan istrinya. Bahwa dalam kesuksesan yang diraihnya ada tetes peluh dan senandung do’a istrinya. Dan hanya Allah saja yang bisa membalas kebaikan para istri ini, Semoga Allah memudahkan urusan kita di dunia dan di akherat, Amin…..

TV OnLine
This text will be replaced

"Hot News" "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. Ibrâhîm: 41-42)