Tausiah Teh Nini "Lima Kiat Datangkan Jodoh"

Kenapa Sih Kamu Tidak Mau Punya Pacar

Oleh : Khoiruddin

Pertanyaan inilah yg selalu dilontarkan oleh teman-teman wanita Fatimah. Mereka sungguh merasa heran dengan Fatimah, yg belum punya pacar padahal umur fatimah sudah lebih dari sweet seventeen. Rata-rata hampir semua teman Fatimah sudah memiliki pacar, yang kata mereka pacaran itu indah bangat , serasa dunia milik berdua (waduhh..!). Diantara teman-teman Fatimah pun ada yang berjilbab (jilbab versi masa kini) dan sudah memiliki pacar.

Meraka juga terheran-heran sama Fatiamah. Kenapa demikian karena Fatimah termasuk gadis yg paling cantik dan manis diantara mereka. Aura kecantikan Fatimah begitu memikat mereka , padahal fatimah masih menggunakan hijab (pakian longgar yg menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan). Pernah suatu saat teman-teman wanita Fatimah datang ke rumah Fatimah untuk mengerjakan tugas kelompok. Kebetulan waktu itu Fatimah sedang mau mengerjakan sholat Zuhur, karena semua teman-temanya Fatimah adalah wanita. Fatimah tidak merasa khawatir untuk membuka Hijabnya untuk keperluan wudu, sehingga nampaklah rambut indah fatimah serta leher fatimah. Saat itu teman-teman wanita Fatimah melihat Fatimah tidak memakai penetup kepala dan rambut serta leharnya kelihatan, mereka semua terpana bahkan salah seorang berteriak histeris : Wooww imah kamu cantik sekali ..!. Fatimah tersenyum mendengar teriakan keterpesonaan temannya itu. Salah satu temannya berkata: “Imah kamu tidak kalah sama pemain sinetron yang cantik itu, itu lo si Bella..?!”. Fatimah membalas : “ si Bella siapa ya..?”. Salah satu temannya heran: “Aduh Imah kamu tidak tahu si bella , semua orang juga tahu lagi, dia pemain sinetron yang lagi naik daun lo”. “Maaf Imah gak pernah nonton sinetron” balas fatimah. Salah seorang dari mereka bercanda sambil nyindir : “Makanya Imah jangan baca buku agama terus dong, bosan tau, sekali-kali nonton sinetron kek, ke pub kek, nongkrong malam mingguan kek sama kita-kita, kan biar gaul gitu, kan malu nanti gak dibilang gaul , masak si Bella aja kagak kenal”. Fatimah hanya tersenyum sedih dan dalam hatinya berkata : “ Ya Allah berilah petunjuk kepada teman-temanku ini”.

Bukannya Fatimah tidak pernah memberikan nasehat kepada mereka bahkan sering . Namun mereka hanya tersenyum masam-masam aja seolah menganggap remeh nasehat dari Fatimah bahkan setelah diberi nasehat bukannya berterimakasih tetapi malah dibuat candaan . “ Iya bu ustadzah” kata seorang temannya saat itu (Astagafirulloh). Bahkan yang lebih gila lagi ada seorang temannya , yang menganjurkan Fatimah untuk membuka hijabnya dan menganjurkan berpakaian ketat. Alasannya agar semua pria bisa melihat pesona kecantikan wajah Fatimah dan keseksian tubuh Fatimah. “ Eh Imah , kita-kita kan tau kamu cantik, full cantik, kalau boleh usul ni , itu jilbab dibuka saja. Berpakain kayak kita-kita gitu lo. Aku yakin para pria tampan dan ganteng akan datang ke Imah, untuk mendapatkan cinta Imah, kita-kita sebagai teman ikut bangga lo , barangkali aja kita-kita dapat keciprakan pria ganteng sisa-sisa dari Imah (sambil tertawa genit) ..” . Begitu kata salah seorang teman sekolah Fatimah. Tentu saja Fatimah yang tahu hukum bertabbaruj itu menolak dengan keras usulan tersebut.

Dalam kesendiriannya Fatimah berdoa agar Allah menunjuki atau memberi hidayah teman-temannya. Fatimah pernah dengar dari seorang temannya yang berpendapat. “ Imah kamu kan tahu aku ini pake jilbab juga, yah walau pun beda-beda dikit aja sama kamu, tapi aku pacaran juga, kan tidak ada salahnya punya pacar asalkan kita bisa menjaga diri kita” . Begitu kata pendapat temannya.

Apakah dia tidak tahu bahwa islam sangat perhatian tentang menjaga hati. Islam tidak mengekang cinta seseorang karena itu sudah fitrah manusia berlainan jenis . Tetapi islam menganjurkan untuk mengikuti aturan yang ada. Aturan dari yang menciptakan cinta itu yaitu Allah. Mungkin pendapat temannya Fatimah itu benar bahwa mereka tidak melakukan apa-apa dan bisa jaga diri. Ok-lah anggap saja mereka tidak melakukan hubungan badan seperti suami isteri. Tetapi berkali-kali Fatimah menjelaskan ke teman-temannya bahwa zina itu bukan hanya hubungan badan diluar nikah tapi ada beberapa zina selain itu.

Kemudian Fatimah teringat bunyi hadist: ““Ditetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, akan diperolehnya hal itu, tidak bisa tidak. Kedua mata itu berzina, zinanya dengan memandang. Kedua telinga itu berzina, zinanya dengan mendengarkan. Lisan itu berzina, zinanya dengan berbicara. Tangan itu berzina, zinanya dengan memegang. Kaki itu berzina, zinanya dengan melangkah. Sementara itu, hati berkeinginan dan beranganangan sedangkan kemaluan yang membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (H.R. Muslim: 2657, alBukhori: 6243).

Fatimah pernah membaca kitab dari imam An Nawawi tentang penjelasan hadis diatas bahwasanya : Pada anak Adam itu ditetapkan bagiannya dari zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina secara hakiki dengan memasukkan farji (kemaluan)nya ke dalam farji yang haram. Ada yang zinanya secara majazi (kiasan) dengan memandang wanita yang haram, mendengar perbuatan zina dan perkara yang mengantarkan kepada zina, atau dengan sentuhan tangan di mana tangannya meraba wanita yang bukan mahromnya atau menciumnya, atau kakinya melangkah untuk menuju ke tempat berzina, atau melihat zina, atau menyentuh wanita yang bukan mahromnya, atau melakukan pembicaraan yang haram dengan wanita yang bukan mahromnya dan semisalnya, atau ia memikirkan dalam hatinya. Semuanya ini termasuk zina secara majazi.” (Syarah Shohih Muslim: 16/156157).

Sambil bergumam dalam hati Fatimah hampir dapat memastikan bahwa adakah di antara mereka tatkala berpacaran dapat menjaga pandangan mata mereka dari melihat yang haram sedangkan memandang wanita ajnabiyyah (bukan mahrom) atau lak-ilaki ajnabi (bukan mahrom) termasuk perbuatan yang diharamkan?!.

Salah seorang teman Fatimah berkata bahwa mereka berpacaran untuk proses pengenalan sebalum menuju ke pernikahan . Mereka berpendapat : “Bagaimana mungkin kita menikah tanpa pacaran terlebih dahulu tanpa mengenal masing-masing karekternya masing-masing. Gak mungkin dong ah” . Betul islam juga menganjurkan untuk mengenal pasangannya masing-masing tetapi bukan dengan cara berpacaran. Fatimah juga teringat akan hadis nabi berikut ini : : "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh baginya berkhalwat (bedua-duaan) dengan seorang wanita, sedangkan wanita itu tidak bersama mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiga di antara mereka adalah setan" (HR Ahmad).

Fatimah teringat akan kisah seorang sahabat yang datang kepada Rasul. Sahabat ini datang kepada Rasul untuk menyampaikan niatnya bahwa dia ingin menikah. Kemudian Rasululloh bertanya : “ Bagus , tapi apakah kamu sudah mengenali calon mu itu..?” . Kemudian si sahabat rasul ini menjawab : “ Belum ya Rasul..”. Selanjutnya rasul menyuruh dia agar terlebih dahulu mengenalinya. Artinya kita diwajibkan untuk mengenal pasangan kita terlebih dahulu (Ta’aruf) tapi bukan dengan pacaran melainkan dengan aturan yang ada.

Kemudian Fatimah juga teringat akan hadis berikut : “Sekalikali tidak boleh seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita kecuali wanita itu bersama mahromnya.” (H.R. alBukhori: 1862, Muslim: 1338). Pada dasarnya kita mengenal wanita yang ingin kita nikahi itu bisa melalui mahromnya wanita tersebut. Jadi bukan berdua-duan. Jika misalnya kita ingin meneliti akhlak si wanita tersebut tanpa sepengetahuannya kita boleh mengutus seseorang untuk menelitinya. Misalnya dengan temannya si mahrom wanita tersebut. Atau bisa juga memanfaatkan teknologi yang lagi ngetrend sekarang. Tukar biodatanya masing-masing via email. Juga bisa juga lewat chatting tetapi perlu diingat juga chatting disini bukan tidak ada batasnya. Dilarang chatting bebas artinya harus dalam rambu-rambu yang dibenarkan. Tidak boleh ada kata-kata maksiat atau yang lagi ngetren sekarang dengan menggunakan kata cinta-cintaan, sayang-sayangan dan sejenis itu. Chatting disini dilakukan semata-mata untuk mengenal si wanita tersebut. Saling tukar menukar informasi yang berguna ke proses penganalan tersebut dan tidak mengarah kepada maksiat juga tidak melalaikan serta mengotori hati.

Fatimah tidak mau menyalahkan sepenuhnya persepsi atau pandangan dari teman-temannya itu. Fatimah sadar bahwa yang mempengaruhi mereka adalah media-media ala barat , juga pergaulan ala barat yang banyak digemari sekarang ini. Fatimah menyadari bahwa acara-acara televisi sekarang mulai dari lagu-lagunya , filem-filemnya sampai sinetron-sinetronnya kebanyakan menyajikan cinta berlainan jenis. Dan cinta itu diwujudkan dengan pacaran dan mereka terjebak dalam lingkaran setan pergaulan seperti itu.

Fatimah dalam sholatnya dan dalam kesendiriannya hanya bisa berdoa : “ Ya Allah berilah hidayah kepada teman-teman hamba agar bisa merasakan, menikmati indahnya hasil menjaga hati, indahnya menjaga bagian tubuh ini dari hal-hal yang Engkau larang. Tangan ini hanya untuk dijalanMU , Mata ini hanya untuk melihat yg tidak Engkau larang dan segala anggota tubuh ini adalah amanah dariMU, yang engkau perintahkan untuk digunakan dijalanMU. Ya Allah berilah kenikmatan dan keinginan yang luar biasa, bagi hambaMU ini dan teman-teman hambaMU untuk selalu berada dijalanMU dan berilah kebencian yang luar biasa bagi hambaMU ini dan teman-teman hamba dari hal-hal yang Engkau larang. Sesungguhnya Engkau maha mendengar dan maha penyayang bagi hambaMU yang ikhlas memohon kepadaMU amin ya Allah”.

Seraya meneteskan air mata begitulah doa singkat yang selalu di lafazkan oleh Fatimah dalam setiap sholatnya dan dalam kesendiriaannya.

Sumber : Eramuslim.com

Dauroh Sehati MKI

Majelis Keluarga Islami, akan menyelanggarakan Dauroh Sehati, Insya Allah pada Sabtu-Ahad, 21-22 November 2009, di Villa Bina Qalbu, Cilember, Puncak, Bogor.

Tema "Hari Gini Masih Pacaran? Capek deh!!!"

Biaya Dauroh Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per orang
Karena tempat terbatas, hanya dibatasi hingga 100 orang.
Biaya sudah termasuk transportasi, dan akomodasi serta makan 4 kali dan sekali coffee break.

Acara :
- Kajian Ilmu
- Tahajjud Berjamaah di udara yang cukup dingin
- Games Sederhana

Pendaftaran online mulai 5 September - 8 November 2009, kirim e-mail dengan subyek Daftar Dauroh ke keluarga.islami@yahoo.com . Pendaftaran datang langsung dan bayar tunai pada saat diselenggarakan Kajian Hadits setiap Rabu malam dan Kajian Aqidah setiap Kamis malam, mulai 4 Oktober - 8 November 2009 jam 17.00 - 20.30 WIB.

Informasi lebih lanjut hubungi langsung (tidak lewat SMS) ke 08158018156 / 08558406013 / 50212373 dengan Rico.

Kajian MKI

Assalamu'alaikum, wr.wb.

Sahabat-sahabat, Majelis Keluarga Islami, Insya Allah memulai kembali kajian-kajian sbb:
Kajian Hadits
Bersama Ustadz Miftahuddin
Rabu, 7 Oktober 2009 (selanjutnya setiap Rabu)

Kajian Aqidah
Bersama Ustadz Ihsan Hakim
Kamis, 8 Oktober 2009 (selanjutnya setiap Kamis)
Diselenggarakan di mesjid Al-Bina Senayan, Jl. Pintu Satu Gelora Bung Karno
jam 18.30 - 20.30 WIB

Terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya apapan (kecuali hanya infaq seikhlasnya).

Informasi lebih lanjut, hubungi langsung (tidak SMS) ke
Rico Atmaka - 08558406013 / 50212373 / 08158018156
Koordinator MKI

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Bukan Sembarang Istri

Sumber : eramuslim.com

oleh Meti Herawati

Ketika kita sudah berikrar menjadi sepasang suami istri berarti kita pun siap hidup bersama dalam suka dan duka, mendampingi suami hingga akhir hayat. Komitmen seperti itu bukanlah hal sulit bagi sebagian perempuan, apa sih susahnya hidup bersama dengan orang yang dicintai. Tapi jangan salah ada sebagian perempuan yang menghadapi dilema untuk mewujudkan komitmennya yang satu ini.

Terutama bagi para perempuan yang punya karier di luar rumah, ketika suatu saat suaminya pindah tugas ke luar kota atau harus melanjutkan study ke luar negeri. Mereka dihadapkan pada pilihan berat ikut suami atau tetap tinggal dengan pekerjaannya. Melepas suami seorang diri jauh-jauh dari keluarga bukanlah kondisi yang menenangkan, dan sebaliknya melepas pekerjaan begitu saja, padahal sudah diraih dengan susah payah adalah hal yang sangat berat.

Begitulah hidup penuh dengan pilihan. Setiap pilihan yang kita ambil menghadirkan konsekwensi yang harus kita hadapi. Hanya orang-orang bijak yang menentukan pilihan yang arif dan maslahat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk orang disekitarnya. Dan saya bertemu dengan orang-orang bijak ini ketika merantau bersama suami ke negeri jiran. Saya banyak bertemu dengan para istri yang setia mendampingi suaminya belajar. Tidak sedikit diantara para istri ini yang rela meninggalkan pekerjaannya di tanah air.

Yang membuat saya kagum pekerjaanya bukanlah pekerjaan yang mudah diraih. Ada yang bekerja sebagai dokter umum di RS swasta yang cukup terkenal di Jakarta, ada juga yang bekerja sebagai sekretaris perusahaan besar, ada juga yang berprofesi sebagai dosen bahkan ada manager di perusahaan besar. Subhanallah, sungguh pengorbanan yang luar biasa dalam pandangan saya.

Saya yakin para istri ini memilih meninggalkan pekerjaan bukanlah hal yang mudah, apalagi disini mereka harus kehilangan penghasilan dan rutinitas yang sudah bertahun-tahun dijalani. Tapi mereka sudah menentukan pilihan yang suatu hari nanti akan menghasilkan buah yang tidak ternilai. Mungkin sekarang para istri ini kehilangan penghasilan dan status sebagai wanita karier, tapi kebersamaan dengan keluarga, suami dan anak-anak tidak bisa diukur oleh materi. Mereka sedang memberikan pupuk kehidupan yang sehat untuk buah hatinya, sebagai bekal untuk mengarungi samudra kehidupan.
Pengorbanan para istri ini tidak berhenti sampai disitu, di medan perjuangan ini mereka dihadapkan pada kondisi yang sulit. Biaya hidup sangat tinggi sedangkan beasiswa yang diterima sangat kecil. Bahkan ada yang mengalami beasiswanya habis, Inalillahi. Dalam kondisi seperti inilah para istri tangguh ini tampil. Ada yang mengambil pekerjaan sebagai pengasuh anak, membantu pekerjaan rumah (alias pembantu sambilan), membuat kue untuk dijual di kantin-kantin, berjualan pakaian, penjaga kedai (walaupun harus siap ditangkap).

Pekerjaan kecil inilah yang menopang ekonomi keluarga hingga anak-anak bisa terus sekolah, dapur tetap ngebul dan suami bisa menyelesaikan studinya. Sungguh pengorbanan yang luar biasa bukan, sehingga layak menyandang gelar “Bukan sembarang istri ”. Tidak semua perempuan mampu mengambil langkah seperti mereka, banyak para istri yang lebih memilih karier sendiri dibanding harus mendampingi suaminya.

Sungguh beruntung suaminya bisa bersanding dengan istri seperti ini. Mau berkorban apa saja untuk kesuksesan suaminya, semoga suami senantiasa mengingat pengorbanan istrinya. Bahwa dalam kesuksesan yang diraihnya ada tetes peluh dan senandung do’a istrinya. Dan hanya Allah saja yang bisa membalas kebaikan para istri ini, Semoga Allah memudahkan urusan kita di dunia dan di akherat, Amin…..

Panduan Shalat 'Iedul Fithri dan 'Iedul Adhha

Sumber: Arsip Artikel - Millist DT

1. Diriwayatkan dari Abu Said, ia berkata : Adalah Nabi saw. pada hari raya 'iedul fitri dan 'iedul adhha keluar ke mushalla (padang untuk shalat), maka pertama yang beliau kerjakan adalah shalat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada shof mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan,beliau perintahkan setelah selesai beliu pergi. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
2. Telah berkata Jaabir ra: Saya menyaksikan shalat 'ied bersama Nabi saw. beliau memulai shalat sebelum khutbah tanpa adzan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingakan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangai shaf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka. (H.R : Muslim)
3. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Umar mendapati pakaian tebal dari sutera yang dijual, lalu beliau mengambilnya dan membawa kepada Rasulullah saw. lalu berkata : Yaa Rasulullah belilah pakaian ini dan berhiaslah dengannya untuk hari raya dan untuk menerima utusan. Maka beliaupun menjawab : Sesungguhnya pakaian ini adalah bagian orang-orang yang tidak punya bagian di akherat (yakni orang kafir). (H.R Bukhary dan Muslim)
4. Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah ra. ia berkata : Rasulullah saw. memerintahkan kami keluar pada 'iedul fitri dan 'iedul adhha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haidh, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haidh mengasingkan diri dari mushalla tempat shalat 'ied, mereka meyaksikan kebaikan dan mendengarkan da'wah kaum muslimin (mendengarkan khutbah). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda : Supaya saudaranya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya. (H.R : Jama'ah)
5. Diriwayatkan dariAnas bin Malik ra. ia berkata : Adalah Nabi saw. Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
6. Diriwayatkan dari Buraidah ra. ia berkata : Adalah Nabi saw keluar untuk shalat 'iedul fitri sehingga makan terlebih dahulu dan tidak makan pada shalat 'iedul adhha sehingga beliau kembali dari shalat 'ied. (H.R :Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Ahmad)
7. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Bahwasanya Nabi saw. Keluar untuk shalat 'iedul fitri dua raka'at, tidak shalat sunah sebelumnya dan tidak pula sesudahnya. (H.R : Bukhary dan Muslim)
8. Diriwayatkan dari Jaabir ra. ia berkata : Adalah Nabi saw apabila keluar untuk shalat 'ied ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan yakni waktu berangkat melalui satu jalan dan waktu kembali melalui jalan yang lain (H.R : Bukhary)
9. Diriwayatkan dari Yazid bin Khumair Arrahbiyyi ra. ia berkata : Sesungguhnya Abdullah bin Busri seorang sahabat nabi saw. Keluar bersama manusia untuk shalat 'iedul fitri atau 'iedul adhha, maka beliau mengingkari keterlambatan imam, lalu berkata: Sesungguhnya kami dahulu (pada zaman Nabi saw) pada jam-jam seperti ini sudah selesai mengerjakan shalat 'ied. Pada waktu ia berkata demikian adalah pada shalat dhuha. (H.R : Abu Daud dan Ibnu Majah)
10. Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata : Mereka berkata : Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap shaum, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi dihadapan Rasulullah saw.bahwa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah saw. memerintahkan semua manusia (ummat Islam) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan shalat 'ied pada hari esoknya. (H.R : Lima kecuali At-Tirmidzi)
11. Diriwayatkan dari Azzuhri, ia berkata : Adalah manusia (para sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat shalat 'ied sampai mereka tiba di mushalla (tempat shalat 'ied) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam ber takbir maka merekapun ikut bertakbir. (H.R: Ibnu Abi Syaibah)
12. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra. bertakbir pada hari-hari tasyriq dengan lafadz sbb (artinya) : Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Illah melainkan Allah dan Allah maha besar, Allah maha besar dan bagiNya segala puji. (H.R Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih) 13. Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. bertakbir pada shalat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak shalat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya. (H.R : Amad dan Ibnu Majah)
14. Diriwayatkan dari Samuroh, ia berkata : Adalah Nabi saw. Dalam shalat kedua hari raya beliau membaca : Sabihisma Rabbikal A'la dan hal ataka haditsul ghosiah. (H.R : Ahmad)
15. Diriwayatkan dari Abu Waqid Allaitsi, ia berkata : Umar bin Khaththab telah menanyakan kepadaku tentang apa yang dibaca oleh Nabi saw. Waktu shalat 'ied . Aku menjawab : beliau membaca surat (Iqtarabatissa'ah) dan Qaaf walqur'anul majid. (H.R: Muslim)
16. Diriwayatkan dari Zaid bin Arqom ra. ia berkata : Nabi saw. Mendirikan shalat 'ied, kemudian beliau memberikan ruhkshah / kemudahan dalam menunaikan shalat jum'at, kemudian beliau bersabda : Barang siapa yang mau shalat jum'ah, maka kerjakanlah. (H.R : Imam yang lima kecuali At-Tirmidzi)
17. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Nabi saw. Bersabda pada hari kamu ini, telah berkumpul dua hari raya (hari jum'ah dan hari raya), maka barang siapa yang suka shalat jum'ah, maka shalatnya diberi pahala sedang kami akan melaksanakan shalat jum'ah. (H.R : Abu Daud)

KESIMPULAN :
Hadits-hadits tersebut memberi pelajaran kepada kita tentang adab-adab shalat hari raya sbb : - Pakaian. Pada saat mendirikan shalat kedua hari raya disunnahkan memakai pakaian yang paling bagus. (dalil : 3)
- Makan. Sebelum berangkat shalat hari raya fitri disunnahkan makan terlebih dahulu, jika terdapat beberapa butir kurma , jika tidak ada maka makanan apa saja. Sebaliknya pada hari raya 'iedul adhha, disunnahkan tidak makan terlebih dahulu sampai selesai shalat 'iedul adhha. (dalil: 5 dan 6)
- Mendengungkan takbira. Pada hari raya 'iedul fitri, takbir didengungkan sejak keluar dari rumah menuju ke tempat shalat dan sesampainya di tempat shalat terus dilanjutkan takbir didengungkan sampai shalat dimulai. (dalil : 11)
b. Pada hari raya 'iedul adhha, takbir boleh didengungkan sejak Shubuh hari Arafah (9 Dzul Hijjah) hingga akhir hari tasyriq (13 Dzul Hijjah). (dalil : 12)
- Jalan yang dilalui. Disunnahkan membedakan jalan yang dilalui waktu berangkat shalat hari raya dengan jalan yang dilalui di waktu pulang dari shalat 'ied (yakni waktu berangkat melalui satu jalan, sedang waktu pulang melalui jalan yang lain). (dalil : 8)
- Bila terlambat mengetahui tibanya hari rayaApabila datangnya berita tibanya hari raya sudah tengah hari atau petang hari, maka hari itu diwajibkan berbuka sedang pelaksanaan shalat hari raya dilakukan pada hari esoknya. dalil : 10)
- Yang menghadiri shalat 'ied. Shalat 'ied disunnahkan untuk dihadiri oleh orang dewasa baik laki-laki maupun wanita, baik wanita yang suci dari haidh maupun wanita yang sedang haidh dan juga kanak-kanak baik laki-laki maupun wanita. Wanita yang sedang haidh tidak ikut shalat, tetapi hadir untuk mendengarkan khutbah 'ied. (dalil: 4)
- Tempat shalat 'ied. Shalat 'ied lebih afdhal (utama) diadakan di mushalla yaitu suatu padang yang di sediakan untuk shalat 'ied, kecuali ada uzur hujan maka shalat diadakan di masjid. Mengadakan shalat 'ied di masjid padahal tidak ada hujan sementara lapangan (padang) tersedia, maka ini kurang afdhal karena menyelisihi amalan Rasulullah saw. yang selalu mengadakan shalat 'ied di mushalla (padang tempat shalat), kecuali sekali dua kali beliau mengadakan di masjid karena hujan. (dalil: 1 dan 8)
- Cara shalat 'ieda. Shalat 'ied dua raka'at, tanpa adzan dan iqamah dan tanpa shalat sunnah sebelumnya dan sesudahnya. (dalil : 1,2 dan 7)
b. Pada raka'at pertama setelah takbiratul ihram sebelum membaca Al-Fatihah, ditambah 7 kali takbir. Sedang pada raka'at yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah dengan takbir lima kali. (dalil 13)
c. Setelah membaca Fatihah pada raka'at pertama di sunnahkan membaca surat (sabihisma Rabbikal a'la / surat ke 87) atau surat iqtarabatissa'ah / surat ke 54). Dan setelah membaca alFatihah pada raka'at yang kedua disunnahkan membaca surat (Hal Ataka Haditsul Ghaasyiyah / surat ke 88) atau membaca surat (Qaaf walqur'anul majid / surat ke 50).(dalil : 15)
d. Setelah selesai shalat , imam berdiri menghadap makmum dan berkhutbah memberi nasihat-nasihat dan wasiat-wasiat, atau perintah-perintah penting.
e. Khutbah hari raya ini boleh diadakan khusus untuk laki-laki kemudian khusus untuk wanita.
f. Khutbah hari raya ini tidak diselingi duduk .(dalil : 1 dan 2)
- Waktu shalat. Shalat 'ied diadakan setelah matahari naik, tetapi sebelum masuk waktu shalat dhuha (dalil : 9). Hari raya jatuh pada hari jum'ah Bila hari raya jatuh pada hari jum'ah, maka shalat jum'ah menjadi sunnah, boleh diadakan dan boleh tidak, tetapi untuk pemuka umat atau imam masjid jami' sebaiknya tetap mengadakan shalat jum'at. (dalil: 16 dan 17)

Panduan Mengeluarkan Zakat Fitrah

Sumber: Arsip Artikel - Millist DT

1. Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha' dari sya'iir. atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslilmin. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
2. Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia berkata ; Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu sha' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan / dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat 'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu Daud dan Nasa'i)
3. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw telah memfardhukan zakat fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang miskin. Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, maka ia berarti zakat yang di terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat 'ied, maka itu berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud, Ibnu Majah dan Daaruquthni)
4. Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-Bukhary dan Ahmad)
5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Rasulullah sw. memerintahkan untuk mengeluarkan zakat fithrah unutk anak kecil, orang dewasa, orang merdeka dan hamba sahaya dari orang yang kamu sediakan makanan mereka (tanggunganmu). (H.R : Daaruquthni, hadits hasan)
6. Artinya : Diriwayatkan dari Nafi' t. berkata : Adalah Ibnu Umar menyerahkan (zakat fithrah) kepada mereka yang menerimanya (panitia penerima zakat fithrah / amil) dan mereka (para sahabat) menyerahkan zakat fithrah sehari atau dua hari sebelum 'iedil fitri. (H.R.Al-Bukhary)7. Diriwayatkan dari Nafi' : Bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar menyuruh orang mengeluarkan zakat fithrah kepada petugas yang kepadanya zakat fithrah di kumpulkan (amil) dua hari atau tiga hari sebelum hari raya fitri. (H.R: Malik)

KESIMPULAN
Hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa :
1 Wajib bagi tiap kaum muslimin untuk mengeluarkan zakat fithrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. (dalil : 1,2 dan 5)
2. Yang wajib mengeluarkan zakat fithrah adalah yang mempunyai kelebihan dari keperluan untuk dirinya dan keluarganya. (dalil : 4)
3. Sasaran zakat fithrah adalah dibagikan kepada kaum miskin dari kalangan kaum muslimin. (dalil : 3)
4. Zakat fithrah dikeluarkan dari makanan pokok (di negeri kita adalah beras) sebanyak lebih kurang 3,1 liter untuk seorang. (dalil : 1 dan 2)
5. Cara menyerahkan zakat fithrah adalah sebagai berikut :
a. Bila diserahkan langsung kepada yang berhak (fakir miskin muslim) waktu penyerahannya adalah sebelum shalat 'ied yakni malam hari raya atau setelah shalat Shubuh sebelum shalat 'iedul fitri. (dalil : 2 dan 3)
b. Bila diserahkan kepada amil zakat fithrah (orang yang bertugas mengumpulkan zakat fithrah), boleh diserahkan tiga,dua atau satu hari sebelum hari raya 'iedul fitri. (dalil : 6 dan 7)
6. Zakat fithrah disyari'atkan untuk membersihkan pelaksanaan shaum Ramadhan dari perbuatan sia-sia dan perkataan keji di waktu shaum. (dalil : 3) Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS At-Taubah: 60)
Dari ayat ini kita bisa merinci bahwa mustahiq zakat itu ada 8 kelompok (asnaf). Mereka adalah :
1. Orang-orang fakir
2. Orang-orang miskin
3. Pengurus-pengurus zakat
4. Para mu'allaf (orang yang dibujuk hatinya masuk Islam)
5. Untuk budak6. Orang-orang yang berhutang
7. Untuk jalan Allah
8. Mereka yang sedang dalam perjalanan

Panduan I'tikaf Ramadhan

Diantara rangkaian ibadah-ibadah dalam bulan suci Ramadhan yang dangat dipelihara sekaligus diperintahkan (dianjurkan ) oleh Rasulullah SAW adalah i'tikaf. setiap muslim dianjurkan (disunnatkan) untuk beri'tikaf di masjid, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. I'tikaf merupakan sarana meditasi dan kontemplasi yang sangat efektif bagi muslim dalam memelihara keislamannya khususnya dalam era globalisasi, materialisasi dan informasi kontemporer.

Definisi I'tikaf

Para ulama mendefinisikan i'tikaf yaitu berdiam atau tinggal di masjid dengan adab-adab tertentu, pada masa tertentu dengan niat ibadah dan taqorrub kepada Allah SWT . Ibnu Hazm berkata: I'tikaf adalah berdiam di masjid dengan niat taqorrub kepada Allah SWT pada waktu tertentu pada siang atau malam hari. ( al Muhalla V/179)

Hukum I'tikaf

Para ulama telah berijma' bahwa i'tikaf khususnya 10 hari terakhir bulan Ramadhan merupakan suatu ibadah yang disyariatkan dan disunnatkan oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sendiri senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. A'isyah, Ibnu Umar dan Anas ra meriwayatkan: "Adalah Rasulullah SAW beri'tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan " HR. Bukhori & Muslim) Hal ini dilakukan oleh beliau hingga wafat, kecuali pada tahun wafatnya beliau beri'tikaf selama 20 hari. Demikian halnya para shahabat dan istri beliau senantiasa melaksanakan ibadah yang amat agung ini. Imam Ahmad berkata: " Sepengetahuan saya tak seorang pun ulama mengatakan i'tikaf bukan sunnat".

Fadhilah ( keutamaan ) I'tikaf

Abu Daud pernah bertanya kepada Imam Ahmad: Tahukan anda hadits yang menunjukkan keutamaan I'tikaf? Ahmad menjawab : tidak kecuali hadits lemah. Namun demikian tidaklah mengurangi nilai ibadah I'tikaf itu sendiri sebagai taqorrub kepada Allah SWT. Dan cukuplah keuatamaanya bahwa Rasulullah SAW, para shahabat, para istri Rasulullah SAW dan para ulama' salafus sholeh senantiasa melakukan ibadah ini.

Macam-macam I'tikaf

I'tikaf yang disyariatkan ada dua macam; satu sunnah, dan dua wajib. I'tikaf sunnah yaitu yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk bertaqorrub kepada Allah SWT seperti i'tikaf 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dan I'tikaf yang wajib yaitu yang didahului dengan nadzar (janji), seperti : "Kalau Allah SWT menyembuhkan sakitku ini, maka aku akan beri'tikaf.

Waktu I'tikaf

Untuk i'tikaf wajib tergantung pada berapa lama waktu yang dinadzarkan , sedangkan i'tikaf sunnah tidak ada batasan waktu tertentu. Kapan saja pada malam atau siang hari, waktunya bisa lama dan juga bisa singkat. Ya'la bin Umayyah berkata: " Sesungguhnya aku berdiam satu jam di masjid tak lain hanya untuk i'tikaf".
Syarat-syarat I'tikaf
Orang yang i'tikaf harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Muslim
2. Berakal
3. Suci dari janabah ( junub), haidh dan nifas.
Oleh karena itu i'tikaf tidak diperbolehkan bagi orang kafir, anak yang belum mumaiyiz (mampu membedakan), orang junub, wanita haidh dan nifas.

Rukun-rukun I'tikaf
1. Niat (QS. Al Bayyinah : 5), (HR: Bukhori & Muslim tentang niat)
2. Berdiam di masjid (QS. Al Baqoroh : 187)
Disini ada dua pendapat ulama tentang masjid tempat i'tikaf . Sebagian ulama membolehkan i'tikaf disetiap masjid yang dipakai shalat berjama'ah lima waktu. Hal itu dalam rangka menghindari seringnya keluar masjid dan untuk menjaga pelaksanaan shalat jama'ah setiap waktu. Ulama lain mensyaratkan agar i'tikaf itu dilaksanakan di masjid yang dipakai buat shalat jum'at, sehingga orang yang i'tikaf tidak perlu meninggalkan tempat i'tikafnya menuju masjid lain untuk shalat jum'at. Pendapat ini dikuatkan oleh para ulama Syafi'iyah bahwa yang afdhol yaitu i'tikaf di masjid jami', karena Rasulullah SAW i'tikaf di masjid jami'. Lebih afdhol di tiga masjid; masjid al-Haram, masjij Nabawi, dan masjid Aqsho.

Awal dan akhir I'tikaf

Khusus i'tikaf Ramadhan waktunya dimulai sebelum terbenam matahari malam ke 21. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : " Barangsiapa yang ingin i'tikaf dengan ku, hendaklah ia beri'tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan (HR. Bukhori). 10 (sepuluh) disini adalah jumlah malam, sedangkan malam pertama dari sepuluh itu adalah malam ke 21 atau 20. Adapun waktu keluarnya atau berakhirnya, kalau i'tikaf dilakukan 10 malam terakhir, yaitu setelah terbenam matahari, hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi beberapa kalangan ulama mengatakan yang lebih mustahab (disenangi) adalah menuggu sampai shalat ied.

Hal-hal yang disunnahkan waktu i'tikaf
Disunnahkan agar orang yang i'tikaf memperbanyak ibadah dan taqorrub kepada Allah SWT , seperti shalat, membaca al-Qur'an, tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, shalawat kepada Nabi SAW, do'a dan sebagainya. Termasuk juga didalamnya pengajian, ceramah, ta'lim, diskusi ilmiah, tela'ah buku tafsir, hadits, siroh dan sebagainya. Namun demikian yang menjadi prioritas utama adalah ibadah-ibadah mahdhah. Bahkan sebagian ulama meninggalkan segala aktifitas ilmiah lainnya dan berkonsentrasi penuh pada ibadah-ibadah mahdhah.

Hal-hal yang diperbolehkan bagi mu'takif (orang yang beri'tikaf)
1. Keluar dari tempat i'tikaf untuk mengantar istri, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap istrinya Shofiyah ra. (HR. Riwayat Bukhori Muslim)
2. Menyisir atau mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan tubuh dari kotoran dan bau badan.
3. Keluar dari tempat keperluan yang harus dipenuhi, seperti membuang air besar dan kecil, makan, minum (jika tidak ada yang mengantarkannya), dan segala sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masjid. Tetapi ia harus segera kembali setelah menyelesaikan keperluanya .
4. Makan, minum, dan tidur di masjid dengan senantiasa menjaga kesucian dan kebersihan masjid.
Hal-hal yang membatalkan I'tikaf
1. Meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan, meski sebentar, karena meninggalkan salah satu rukun i'tikaf yaitu berdiam di masjid.
2. Murtad ( keluar dari agama Islam )
3. Hilangnya akal, karena gila atau mabuk
4. Haidh & Nifas
5. Berjima' (bersetubuh dengan istri) (QS. 2: 187). Akan tetapi memegang tanpa syahwat, tidak apa-apa sebagaimana yang dilakukan Nabi dengan istri- istrinya.
6. Pergi shalat jum'at ( bagi mereka yang membolehkan i'tikaf di mushalla yang tidak dipakai shalat jum'at)

Wallahu'alam.
Sumber : The Indonesian Muslim Student Association of North America

Tabligh Akbar KH.Abdullah Gymnastiar

Saksikan…

Tabligh Akbar KH. ABDULLAH GYMNASTIAR live di TVOne

Hari : Rabu
Tanggal : 02 September 2009
Waktu : 16.00 s/d 17.30 wib
Tempat : Masjid Al-Mukmin
Jl. Bangun Cipta Raya Kelurahan Pegangsaan Pulo Gadung, Jakarta Timur ( Masuk dari Vespa )

Agenda Kegiatan Ramadhan DT Bandung

Oleh : Humas DT Bandung

Selamat Menunaikan Ibadah Shaum Ramadhan 1430 H

Ramadhan Center Daarut Tauhiid Mengadakan beberapa Kegiatan, diantaranya:

- Program The Miracle of Ramadhan Keg. Pelatihan MQ Dewasa pelaksanaan Tgl. 5-6 Septembe 2009 Sanlat MQ Ramadhan Anak dan Remaja pelaksanaan Tgl.14-16 September 2009.

- Bimbingan Muslimah Ramadhan Bimbingan yang memberikan Motivasi dan pemahaman mengenai Tauhiid yang bersih kepada Muslimah, Kegiatan ini dilaksanakan Tgl. 03-09 September 2009(menginap di asrama).

- Ngabuburit Produktif bersama Muslimah Center Mengisi waktu di bulan Ramadhan ini dengan menambah skill dalam bidang keterampilan tangan. Belajar Keterampilan Dasar( Sulam Benang, Sulam Pita, Payet, Smock, dan Boneka felt) Pelaksanaan setiap Jumat dan Sabtu Tgl. 28,29 Agustus dan 4,5,11,12 September 2009.

- Smart Muslimah Memberikan pemahaman Ilmu dan wawasan Penciptaan kepada Perempuan Pelaksanaan setiap Sabtu Tgl. 29 Agustus; 5,12 September 2009 Pukul 09.00-13.00 Bertempat di Mesjid Daarut Tauhiid.

- Sanlat Ceria (khusus anak TK) - Seminar Seputar Ramadhan Pelaksanaan setiap Ahad tgl. 30 Agustus, 06,13 September 2009.

- Kuliah B`ada Dhuhur Setiap hari selama bulan Ramadhan DKM masjid Daarut Tauhiid mengadakan Kajian dengan materi seputar Spiritual Enlightmen.

- Kajian Jelang Magrib Setiap hari selama bulan Ramadhan DKM masjid Daarut Tauhiid mengadakan Kajian Jelang Magrib dengan materi seputar Manajemen Qolbu.

- Tajil Barokah - Sahur Barokah Di 10 malam terakhir DKM Masjid Daarut Tauhiid, mengadakan Sahur berjamaah.

- Pesantren I`tikaf DKM Mesji Daarut Tauhiid mengadakan Pesantren Itikaf dan Kajian Keislaman Pelaksanaan tgl. 10-19 September 2009 .

- Berbuka Bersama anak yatim dan Duafa Pelaksanaan tgl. 01-09 September 2009.

- Tebar paket Ramadhan untuk Duafa Marilah kita bersama-sama berbagi untuk kaum Duafa dengan memberikan paket Ramadhan Pelaksanaan tgl.01-09 September 2009 Marilah Belajar & Berbagi Bersama Daarut Tauhiid...

Lebih Baik Imitasi, Atau Tidak Sama Sekali

oleh Nurudin,
Sumber : eramuslim.com

Pak Salim ( bukan nama sebenarnya ) tidak bisa mencegah, ketika sang istri perlahan melepaskan anting, satu-satunya perhiasan yang ia kenakan.
“ Jual anting ini Pak, dan langsung belikan gas” sang istri menyerahkan anting seberat 1 gram itu kepada sang suami yang duduk terdiam dibangku kayu tak jauh dari kompor yang tak lagi menyala karena kehabisan gas.“ Apa harus dengan menjual antingmu Bu. Apa nda ada jalan lain, ngutang dulu ke warung Bu Yati kan mungkin bisa” Pak Salim mencoba memberikan jalan keluar.
Bagaimanapun sebagai seorang suami, hatinya tak tega melihat sang istri yang sangat dicintainya harus merelakan satu-satunya perhiasan yang tersisa untuk menutup kebutuhan hidup, paling tidak sampai dua minggu kedepan, saat ia mendapatkan gaji dari pekerjaannya yang hanya sebagai seorang karyawan rendahan di sebuah perusahaan kecil.
Masih terbayang jelas, ketika sebulan yang lalu gelang satu-satunya yang dikenakan sang anak, terpaksa dijual untuk membeli buku-buku sekolah. Juga bulan sebelumnya, kalung sang istri, satu-satunya mas kawin yang masih bisa dipertahankan, dengan sangat terpaksa dijual, karena orang yang mereka hutangi membutuhkan biaya persalinan anaknya yang keempat.

Pak Salim menarik nafas dalam-dalam. Ada rasa sesak memenuhi dadanya. Sudah dua tahun ini kehidupannya memang nyaris tak lepas dari kesulitan keuangan. Gali lobang tutup lubang adalah jurus terakhir yang selalu diandalkan demi kelangsungan hidup keluarganya, juga pendidikan anak satu-satunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Namun Pak Salim adalah orang yang tegar. Hidup kekurangan sudah akrab ia jalani sejak ia memutuskan menikah muda, demi menyelamatkan cintanya agar tak terjerumus ke lembah dosa. Sepuluh tahun hidup sebagai pasangan muda, dengan sang istri yang tak lagi bekerja saat anak pertamanya berusia satu tahun, hidup pas-pasan selalu ia jalani dengan sabar dan senantiasa berusaha untuk bersyukur. Jangankan memiliki tabungan, untuk membuat anggaran belanja sang istri agar tidak minus saja rasanya tak pernah bisa, paling tidak untuk lima bulan terakhir. Gaji dari tempat dia bekerja hanya mampu mencukupi kebutuhan keluarga sampai diminggu kedua, selebihnya ia cukupi dengan hasil pinjaman dari saudara ataupun rekan kerja yang selalu iba dan percaya dengannya. Pak Salim memang dikenal oleh sahabat maupun kerabat sebagai orang yang jujur dan amanah, hanya saja cobaan hidupnya selalu berkutat di persoalan keuangan.

“ Bu, aku masih pegang uang kas DKM, mungkin kita bisa dulu pakai sebagian. Bulan depan kalau aku sudah gajian langsung kita ganti. Nanti aku akan bilang ke haji Nurdin, Insya Allah beliau akan mengijinkan. Kita benar-benar terdesak “ Pak Salim mencoba memberikan solusi, meskipun hati kecilnya menolak keras apa yang diucapkan oleh mulutnya sendiri. Kesulitan hidup memang sering menggodanya untuk memakai uang kas DKM yang dipegangnya, namun sejauh ini selalu bisa dia singkirkan jauh-jauh. Kalaupun kali ini keinginan itu terucap dari bibirnya, hati kecilnya sama sekali tak menyetujuinya,dan berharap istrinya akan menolak.
“ Jangan Pak, jangan sekali-kali menggunakan uang yang bukan hak kita. Daripada memakai uang kas musholla, sebenarnya ibu masih bisa ngutang dulu ke warung bu Yati. Tapi kebutuhan kita bukan hanya gas. Semua kebutuhan dapur kita habis, padahal puasa tinggal beberapa hari lagi. Kita tak mungkin selalu ngutang, apalagi yang sudah-sudah kebutuhan di bulan puasa meningkat “ sang istri langsung tak setuju dengan usulan Pak Salim.
Pak Salim terdiam, dalam hatinya dia bersyukur karena sang istri menolak usul yang dia sendiri juga tak menyetujuinya.

“ Sudahlah Pak, segera bawa anting ini ke toko. Pulangnya langsung mampir beli gas, untuk kebutuhan lainnya biar nanti ibu yang belanja diwarung Bu Yati. Lupakan soal uang kas, bagaimanapun kita tak punya hak meskipun kita meminjamnya dan sanggup mengembalikannya bulan depan. Ibu sudah ikhlas menjual anting ini. Lebih baik ibu memakai anting imitasi atau tidak sama sekali, dari pada harus memaksakan diri memakai sesuatu yang bukan hak kita” sang istri kemudian memasukkan anting beserta surat kedalam plastik kecil, dan menyerahkan kepada Pak Salim yang masih terdiam ditempatnya.
Dengan senyum yang tulus, sang istri memberikan isyarat agar Pak Salim segera berangkat, agar tempe goreng yang baru setengah matang itu bisa dijadikan lauk untuk makan siang mereka yang teramat sederhana. Tanpa bisa menolak, akhirnya Pak Salim pun menuruti sang istri. Betapapun sedih dan hancur hatinya, tapi dia bersyukur memiliki istri yang begitu setia dan ikhlas menjalani kehidupan rumah tangga bersamanya yang tak kunjung lepas dari belitan ekonomi. Dia bersyukur, karena kali ini sang istri kembali menyelamatkan dia dan keluarganya. Ia merasa diselamatkan dari menggunakan uang yang bukan menjadi haknya.

Tanpa sepengetahuan sang istri, Pak Salimpun meneteskan air mata. Begitupun sang istri, tanpa sepengetahun Pak Salim, air matanya tak mampu dia tahan lagi. Bagaimanapun dia adalah seorang perempuan, sama seperti yang lain, ingin mempercantik diri dengan perhiasan. Tapi baginya, itu bukanlah hal yang harus ada, jauh lebih penting adalah kelangsungan hidup keluarga. Tak masalah kalaupun tanpa perhiasan, yang ia jaga adalah jangan sampai dia memakan sesuatu yang bukan menjadi haknya.

( Diambil dari kisah nyata seseorang yang dekat dengan saya ).
abisabila@ymail.com http://abisabila.blogspot.com/

Marhaban Ya Ramadhan - Marhaban Ya Sahabat 1430 H

Bismillahirrahmanirr ahim
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mohon Maaf Lahir & Batin
Atas segala kekhilafan & dosa yang telah dilakukan,
atas segala perbuatan yang tidak berkenan

MARHABAN YAA RAMADHAN
Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim

Marhaban Ya Sahabat
Senang dan gembira bisa bersilahturahmi dgn sahabat semua
Alhamdulillah, telah hadir media blog dakwah Majelis Sehati
Ini baru tahap awal masih banyak yang perlu di perbaiki dan di tingkatkan
Mohon saran, masukan, kritik membangun dan doa
agar Dakwah Majelis Sehati lebih baik lagi

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1430H
SELAMAT DATANG PARA SAHABAT

Semoga Ramadhan ini lebih baik dari Ramadhan kemarin
Smoga dgn silahturahmi ini dapat mempererat ukhuwah kita
Smoga Alloh melimpahkan rahmat, barokah dan karuniaNya kpd para sahabat yg berkunjung
Ya Alloh Ya Rabb, kabulkanlah dan memudahkan sgala hajat para sahabat
Allahumma Amiin.

Jazakumullahi khoiron katsiron.
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Belajar dari Keluarga Mutammimul 'Ula

(Sumber: edisi khusus Majalah Tarbawi “Mozaik Cinta”)

11 Amanah Allah
1. Afzalurahman, 21 tahun, semester 6 Teknik Geofisika ITB, Hafal Quran usia 13 tahun, sekarang masuk Program PPDMS, Ketua Pembinaan Majelis Taklim Salman ITB, Peserta Pertamina Youth Progamme 2OO7 dari ITB
2. Faris Jihady Hanifa, 2O tahun, semester 4 Fakultas syariah LIPIA, hafal Quran usia 1O tahun Predikat mumtaz, Juara 1 lomba Tahfidz 3O Juz yang diselenggarakan Kerajaan Saudi Arabia, Juara 1 Lomba OlimPiade IPS tingkat SMA 2OO3
3. Maryam Qonitat, 18 tahun, semester 2 Fakultas Ushuluddin Univ Al Azhar Kairo, hafal quran usia 16 tahun. Lulusan Terbaik Husnul Khotimah 2OO6
4. Scientia Afifah, 17 tahun, kelas 3 SMU 28, hafal 1O Juz, pelajar teladan MTs Al Hikmah 2OO4
5. Ahmad Rosikh Ilmi, 15 tahun, kelas 1 MA husnul Khotimah, hafal 6 Juz, pelajar Teladan SDIT Al Hikmah 2OO2, Lulusan Terbaik MTs Al Kahfi 2OO6
6. Ismail Ghulam Halim, 13 tahun, kelas 2 MTs Al Kahfi, Hafal 8 Juz, Juara Olimpiade IpA tngkat SD se Jaksel 2OO3, 4 penghargaan dari Al Kahfi, Tahfidz Terbaik, Santri Favorit, Santri Teladan, dan Juara Umum
7. Yusuf Zaim Hakim, 12 tahun, kelas 1 MTs Al Kahfi, hafal 5 Juz, rangking 1 di kelasnya
8. Muh Saihul Basyir, 11 tahun, kelas 5 SDIT Al Hikmah, hafal 25 Juz
9. Hadi Sabila Rosyad, 9 tahun, kelas 4 SDIT Al Hikmah, hafal 2 Juz
1O. Himmaty Muyasssarah, 7 tahun hafal 1juz
11. Hasna wafat usia 3 tahun, bulan Juli 2OO6

Kebaikan kebaikan itu
- Mengajarkan Al Quran sejak usia 4 tahun. Doktrin keluarga = Al Quran adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat
- Jangan terlalu mengandalkan sekolah. 2 / 3 keberhasilan Pendidikan itu ada di rumah
- Keberhasilan adalah hasil integrasi kedua orang tuanya. Lebih besar tanggung jawab seorang ayah dibanding ibu
- Rasulullah memanggil ayah dari anak yang mencuri. ayah idaman dalam Al Quran = lukman. Ibrahim mentarbiyah anak dan istrinya
- Suami yang membangun visi dan istri yang mengisi kerangka itu.
* Imam Syafi I ditinggal wafat ayahnya ketika berusia 6 tahun. Namun isi kepala sang ayah sudah pindah ke sang ibu.
* Al Banna dan sentuhan pendidikan sang ayah
* Qordhowi berkata, dahulu saya tidak tahu mengapa ayah mengkondisikan saya hafal al quran usia 1O tahun
- Ihtimam atau perhatian yang tinggi terhadap anak dan pendidikannya
1. perhatian dari A sd Z, potong kuku, bersihkan telinga dll
2. File file khusus yang menyimpan catatan tentang anak, hasil ulangan dan lain lain
3. Kekayaan kami adalah anak dan buku. Setiap liburan, selalu mengajak anak anak ke toko buku.ada 4OOO buku di rumah
- Visi yang ada di kepala kami adalah anak anak kami semuanya harus menjadi hafidz quran
1. Keliling Jawa dan Madura untuk melihat pesantren tahfidz terbaik. Pilihan jatuh di Kudus. Orang mencibir untuk apa menjadi hafidz Quran dan menitipkan anak di pesantren
2. Tujuh tahun pernikahan tanpa televisi
3. Setiap hari diperdengarkan murottal
4. Sang ibu mengajar sendiri dengan Qiroati
- Nasihat sang suami yang mencerminkan kekuatan visinya sebagai kepala keluarga =
Bu, Kita harus berbeda dengan orang lain dalam kebaikan. Orang lain duduk kita sudah harus berjalan, orang lain berjalan kita sudah harus berlari, orang berlari kita sudah tidur, orang lain tidur kita sudah bangun.
Jangan sedikitpun berhenti berbuat baik sampai soal niat. Kita tidak boleh lalai karena kita tidak tahu kapan Allah mencabut nyawa kita
- Tiga Fase interaksi dengan Anak menurut Imam Ali
7 tahun pertama = perlakukan ia seperti raja
è masa pembentukan tumbuh kembang otak menyerap informasi
7 tahun kedua = perlakukan ia seperti tawanan perang dalam kedisiplinan
è Masa penanaman sikap. Disiplin disiplin Disiplin
7 tahun ketiga dan seterusnya = perlakukan ia sebagai teman atau sahabat
- Pakar mengatakan 7 sd 12 tahun adalah golden age. Usia emas. Saat itulah fase pembentukan sikap, perilaku, dan penanaman nilai yang paling penting.
- Hafal Qurannya Al Banna 1O tahun, Qordhowi 1O tahun, Imam Syafi I 9 tahun, Imam Ahmad 7 tahun
- Rasul menyuruh sholat di usia 7 tahun, dan bila sampai 1O tahun belum sholat maka pukullah ia
- Menjelang tidur selalu diceritakan kisah kisah para nabi dan rasul
- Jadwal dalam papan besar untuk belajar Al quran bagi 11 anak kami
- Bakda maghrib dan Bakda subuh adalah waktu interaksi dengan Al Qur an.
Nak ibu bangga sekali dengan kamu, meskipun sulit tapi kamu disiplin menyetorkan hafalan 2 ayat setiap hari.
- Anak pertama dan kedua sejak usia 5 dan 4 tahun terbiasa bangun sebelum subuh
- Di Komplek perumahan DpRRI si kecil sudah bisa menghafal siapa saja anggota dewan yang jarang sholat subuh berjamaah
- Jangan lupakan membangun dakwah di keluarga besar. Saat kami all out keluar rumah, keluarga besar kamilah, yang terlibat mengawasi anak anak
- Kami rutin berkunjung ke keluarga besar untuk menjalin hubungan baik dengan mereka
- Kesulitan di masa pembentukan adalah faktor keistiqomahan. Harus konsisten mengontrol
- Memagari anak anak dari pengaruh negatif. Ada agreement dengan anak anak kapan saat menonton TV dan ada hukuman bila dilanggar
- Nak, hafalanmu banyak, TV itu bisa memakan bagian pikiranmu
- Syukur kami tiada henti padamu ya Robbi atas karunia anak anak kami
- Keberhasilan itu bukan tercapainya tujuan tapi pada proses yaitu komitmen dan konsistensi kita menjalaninya. Kepada Allah kembali segala urusan

”INDONESIA BERTARHIB RAMADHAN 1430H”

Masihkah ada semangat diri dan bangsa ini untuk hidup lebih baik..? Bagaimana diri dan bangsa ini untuk merdeka dalam hidup ini..? Hidup ingin semangat dan merdeka tapi bagaimana caranya, sementara banyak problema hidup yang dihadapi..?
Ada waktu yang sangat istimewa di bulan agustus untuk menjawab hal itu yakni dalam:

”INDONESIA BERTARHIB RAMADHAN 1430H”
“Semangat dan Merdeka dengan Ramadhan”

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1430H sekaligus memperingati Hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia, kami-Daarut Tauhiid Jakarta-mengundang dalam acara special yang terangkai melalui Majelis Manajemen Qolbu (MMQ) dan Malam Muhasabah Qolbun Salim (MQS), insyaAllah akan dilaksanakan pada:

1. Lokasi Acara Masjid Baitul Ihsan – Bank Indonesia
Tema : “Memerdekakan Diri dengan Ramadhan”
Konsep acara :Ceramah/Kajian, Dialog, I’tikaf, Qiyamullail, Dzikir dan Doa (Muhasabah)
Hari, Tanggal : Sabtu - Minggu, 01 s/d 02 Agustus 2009
Waktu : 18.00 – 06.00 Wib
Narasumber : Ust. Subkhi Al-Bughuri
Ust. Muhsinin Fauzi, Lc, MM
Ust. Martomo Malaing, SQ, S.Th.I. Al-Hafidz
Ust. Edi Abu Marwa

2. Lokasi Acara Masjid Istiqlal
Tema : “Semangat dan Merdeka dengan Ramadhan”
Konsep acara : Ceramah (Tausyiah), Dzikir dan Doa (Muhasabah)
Hari, Tanggal : Minggu, 09 Agustus 2009
Waktu : 09.00 – 13.00 Wib
Narasumber : KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Ust. Yusuf Mansur

3. Lokasi Acara Masjid Raya Pondok Indah
Tema : “Semangat dalam Menggapai Insan Fitri ”
Konsep acara : Ceramah (Tausyiah), Dzikir dan Doa (Muhasabah)
Hari, Tanggal : Minggu, 11 Agustus 2009
Waktu : 19.30 – 20.30 Wib
Narasumber : KH. Abdullah Gymnastiar

4. Lokasi Acara Masjid Raya Pondok Indah
Tema : “Ramadhan di Rumah Kita”
Konsep acara : Ceramah/Kajian, Dialog, I’tikaf, Qiyamullail, Dzikir dan Doa (Muhasabah) dan Bazar
Hari, Tanggal : Sabtu-Minggu, 15 s/d 16 Agustus 2009
Waktu : 18.00 – 06.00 Wib
Narasumber : Ust. DR. Hidayat Nur Wahid, MA.
Ust. Muttaminul Ula
Ust. Ikhsan Hakim
Ust. Hasanuddin Sinaga

Info Center : 021-7235255 / Andi: 021-934 55 013/0813 200 23 123

Kajian Bersama Majelis Keluarga Islami dan Majelis Sehati DT Jakarta

Assalamu'alaikum,wr,wb.

Sahabat-sahabat, Majelis Keluarga Islama dan Majelis Sehati DT Jakarta kembali menyelenggarakan Kajian Bersama pada Ahad, 2 Agustus 2009, dengan acara :

Kajian Majelis Sehati
Jam : 09.30 - 12.00 WIB
Tema : Dengan Menikah Akupun Berjihad
Pemateri : Ust. Ihsan Hakim.

Kajian Bersama Majelis Keluarga Islami
Jam : 13.00 - 15.00 WIB
Tema : Dengan Berilmu Kita Sambut Ramadhan 1430 H
Pemateri : Ust. Miftahuddin.

Tempat : Kediaman Bp. H. Nurhamid.
Jl. Gardu 7 (Sebelah SMA Negeri 109),

Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Kajian ini wajib dihadiri Anggota Majelis Sehati yang aktif terdaftar dan terbuka umum dan semua mantan anggota Majelis Sehati serta tidak dipungut biaya apapun.

Bagi yang ingin hadir, wajib membawa Al-Qur'an dan terjemahan, serta alat tulis. Akhwat wajib berjilbab dan Ikhwan busana muslim, serta dilarang merokok.

Informasi lebih lanjut hubungi Rico Atmaka 08158018156 / 08558406013 / 021-50212373

Wassalamu'alaikum,wr.wb.
Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta
YM ID : daddy_zahirah
Facebook : Rico Atmaka
rico_atmaka@yahoo.com
rico_atmaka@telkom.net.id

Kajian Bersama Majelis Sehati

Assalamu'alaikum, wr, wb.

Sahabat-sahabat, kita tahu, banyak majelis-majelis atau kelompok-kelompok dzikir yang muncul dan berkembang di Indonesia. Sepertinya, mereka memiliki kebebasan untuk mengekspresikan pujian kepada Sang Maha Pencipta. Tapi benarkah kita memang memiliki kebebasan berekspresi dalam memuji Allah? Bagaimana jika ternyata kebebasan tersebut melanggar adab-adab berdzikir atau tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW? Lalu bagaimana jika ternyata kebebasan berekspresi memuji Allah yang kita jalani saat ini ternyata masuk kategori bid'ah? Mari sahabat-sahabat, kita berhati-hati dalam kebebasan berekspresi memuji Allah.

Untuk mengetahui ilmunya, Majelis Sehati mengundang sahabat-sahabat dalam Kajian Bersama pada :
Waktu : Ahad, 7 Juni 2009
Pukul : 09.00 – 11.00 WIB
Tempat : Mushollah Baiturahman, Jl. Bangka I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Tema : Benarkah Kita Bebas Mengekspresikan Pujian kepada Allah?
Pemateri : Ust. Ihsan Hakim.


Kajian ini wajib dihadiri Anggota Majelis Sehati yang aktif terdaftar.
Terbuka bagi semua mantan anggota Majelis Sehati dan juga untuk umum, tanpa dipungut biaya.
Bagi yang ingin hadir, wajib membawa Al-Qur'an dan terjemahan, serta alat tulis.
Akhwat wajib berjilbab dan Ikhwan busana berkerah atau baju koko, serta dilarang merokok.

Informasi lebih lanjut hubungi Rico Atmaka – 08158018156 / 021-50212373

Wassalamu'alaikum,wr.wb.
Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta
YM ID : daddy_zahirah
Facebook : Rico Atmaka
http://www.majelissehati.blogspot.com/
rico_atmaka@yahoo.com
rico_atmaka@telkom.net.id

Sebelum Kumengerti Ilmunya

Sebelum kumengerti ilmunya, aku selalu berharap menjemput jodoh yang sekufu, setara atau sebanding. Ternyata aku terjebak dalam pengertian sekufu yang salah sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk menjemput jodohku.


Sebelum kumengerti ilmunya, sekufu soal latar belakang sosial, menurut aku paling tidak calon pendamping hidupku harus sama denganku.

 

Sebelum kumengerti ilmunya, sekufu soal pendidikan, menurut aku berarti setingkat. Agar jika diajak bicara, calon istriku dapat mengimbangi apa yang kusampaikan.

 

Ternyata pengertianku soal sekufu salah besar. Karena aku lebih menitikberatkan kepada sekufu duniawi. Padahal yang lebih penting adalah sekufu akhirat. Artinya, sekufu dalam ketaatan kepada Allah semata.


Setelah kumengerti ilmunya, latar belakang sosial tidak menjadi masalah buatku ketika menjemput jodoh. Dulu, istriku sering naik turun gunung. Sedangkan aku, sering naik turun panggung. Istriku seorang pendekar silat, sedangkan aku seorang penari dan koreografer. Tapi justru dengan perbedaan ini, kami merasa unik dan bersyukur kepada Allah.


Setelah kumengerti ilmunya, latar belakang pendidikan tidak menjadi masalah ketika berproses ta’aruf dengan wanita yang berbeda pendidikannya dengan diriku. Aku lulusan ilmu sosial sedangkan istriku lulusan ilmu pasti. Tapi dengan perbedaan latar belakang pendidikan, kami justru saling mengisi keilmuan masing-masing. Kami sangat bersyukur kepada Sang Maha Berilmu yang telah mengkaruniai kami ilmu yang bermanfaat.

 

Tapi menurut sahabat-sahabat, sekufukah kami?

Aku dan istriku merasa sekufu, justru karena banyaknya perbedaan diantara kami. Kami berprinsip, kelebihan pasangan sebagai ladang ilmu, kekurangan pasangan sebagai ladang amal. Alhamdulillah, setelah menikah, kami menemukan makna sekufu yang sebenarnya, yaitu sekufu dalam agama. Ini yang terpenting.


Jakarta, Jum’at, 16 Maret 2007

Rico Atmaka – 08158018156

Koordinator Majelis Sehati

Daarut Tauhiid Jakarta

Istri Sakit, Suami Bagaimana?


oleh Halimah

Menjalani bahtera rumahtangga merupakan amal sholeh yang dapat dilalui dengan aman bila disertai dengan cinta. Seorang iburumahtangga yang notabene adalah istri dari seorang suami, akan menggeluti kegiatan kesehariannya dengan penuh tanggungjawab. Memberikan pelayanan dan kesediaan untuk selalu ada di setiap waktu bagi penghuni rumah. Tidak ada kata yang lebih indah untuk mengungkapkan, selain rasa CINTA yang dalam terhadap orang-orang yang dikasihinya. Kadang waktu yang tersisa tak cukup untuk membuatnya menghela napas.
Tapi itu tak menjadikan dirinya merasa sebuah pengorbanan. Cintanya murni, tak pernah terlintas sedetik pun tuk mengharapkan balasan. Semuanya dikerjakan dengan ikhlas. Cintanya tak jua luntur walau kadang penghuni rumah, seringkali memberikan sinyal tak suka akan bantuannya. Semuanya di terima dengan lapang dada. Begitu pula bila suaminya, yang hanya bisa memberikan kritikan tanpa mengurangi beban kerja rutinnya. Semuanya hanya bagai angin yang berhembus sejenak. Tak ada masalah.

Sang istri yang ikhlas ini akhirnya jatuh sakit. Semua pekerjaan kesehariannya menumpuk di setiap ruang. Tak ada sentuhan dari orang sekitarnya, hanya ada sedikit lirikan. “Ah… ibu sedang sakit, bagaimana dengan kami? Anak-anaknya kebingungan. Suaminya pun tak kalah sibuknya. Sibuk dengan rasa cemas, terhadap istrinya yang tergolek lemah. Memberikan semangat, agar tak usah bersedih- semuanya cobaan dari Allah S.W.T. Maka sang suami pun mengambil amanah sang sang istri dalam urusan domestic rumahtangga. Karena tak terbiasa dengan kondisi itu, maka dia pun merasakan beban yang sangat berat. Sebelum shalat subuh dia harus membangunkan anak-anaknya.
Biasanya, dialah yang dibangunkan. Ketika jam menunjukkan jam enam pagi, maka dia pun kerepotan untuk menyiapkan sarapan tuk diri dan penghuni rumah. Biasanya, dia tinggal menikmati. Bila tak sesuai selera, maka sebuah komentar yang kadang memanaskan telinga sang istri yang telah kepayahan. Menyiapkan anak-anak untuk segera mandi, berpakaian dan sarapan ternyata sang suami merasakan pekerjaan yang sangat berat. Selama ini dia tak pernah sedikitpun memberikan ulurannya tuk kegiatan ini. Ketika harus menjalaninya, maka barulah dia mengetahui bagaimana sibuknya sang istri tercinta saat subuh hingga keberangkatan mereka keluar dari rumah.

Istri yang sakit tak jua kunjung sembuh. Batas kesabaran sang suami berada di titik puncak. “Kalau sakit jangan terlalu di manja. Jangan tidur melulu, sakitnya tambah payah!” Suami sudah tak mampu mengontrol emosi, padahal sang istri baru sakit dua minggu. Sementara pekerjaan rumah telah di jalani lebih dari lima tahun. Tentu saja perbandingan waktu yang tak seimbang. Tapi, suami sudah kepayahan.
Suami yang biasa hanya berkomentar, tentu saja akan kerepotan. Dia tak siap untuk kejutan pahit ini. Istri yang super perkasa selama ini, ternyata punya batas kekuatan. Orang-orang yang dicintainya, akhirnya mengeluh dengan keadaannya. Istri yang sakitpun, tak bisa berdialog dengan mereka dengan hati yang berbunga. Karena orang disekitarnya memasang wajah penuh cemas dan rasa tak sabar, akan kesehatannya. Semuanya dirundung mendung, menantikan saatnya turun hujan kasih dari sang bunda. Ayahnya, ternyata tak setelaten ibunya dalam menanggapi semua kebutuhan dan kemanjaan mereka. Mereka pun akhirnya stress!
Mau cari pembantu? Sang suami tak punya cukup uang. Sementara dia sudah di ujung tanduk. Pekerjaan yang dua mingguan ini dirasanya, telah membuatnya lebih tua dari usianya. Tak pernah terlihat lagi senyum maupun candaan pada anak-anaknya. Semuanya dalam koridor TEGANG!

Beberapa kejadian ini telah saya lihat di sekitarku. Saat tinggal di kota Samarinda, maupun saat ini di kota Sengata. Suami yang biasanya memandang remeh pekerjaan istrinya yang tinggal di rumah. Dan memaklumi diri untuk tidak turut terjun ke daerah domestik, karena merasa telah berjasa besar menafkahi keluarga yang di cintainya. Tak ada ucapan terimakasih, walau pun sang pujaan hati telah bersusah payah menyediakan semua kebutuhan hariannya. Semuanya dalam pemakluman :” Memang tugasnya!”.
Sungguh kasihan mendapatkan suami dengan type begini, tak ada rasa sayang yang murni. Inginnya di mengerti, tapi tak mengerti keadaan pendampingnya. Dengan beberapa orang anak yang berbeda karakter, tentu saja dengan pelayanan beberapa karakter pula ditambah dirinya yang punya karakter yang lain. Tak pernah terlintas sejenakpun untuk membuat sebuah kejutan :”Hari ini, ibu tak usah repot di rumah. Kami semua akan mengerjakannya!”. Hari libur, merupakan hari yang harusnya dilewati dengan nyaman. Sang istri malah mendapatkan pekerjaan tambahan : Memasak makanan khusus, yang tentu saja membuat energi harus dilipat gandakan.

Sang istri yang telah sembuh, akan membuat rona bunga mekar di setiap sudut rumah. Membuat wajah-wajah yang mendung menjadi bersinar kembali. Anak-anakpun dapat merasakan kegembiraan yang telah hilang beberapa hari. Sang ayahpun tak kalah gembiranya, di kecupnya kening istri :”Jaga kondisi ya…” Suami pun memberikan sentuhan hangat, karena beban itu telah lepas dari pundakya. Hem!
Istri yang sakit untuk beberapa hari, ternyata punya hikmah sendiri buat penghuni rumah. Anak-anak telah mengerti pengorbanan dan CINTA sang bunda padanya. Suami pun mengerti, betapa berat pekerjaan sang tercinta dalam mengelola urusan rutin rumah mereka. Semuanya dalam keadaan saling memahami satu sama lainnya. Sangat indah suasana itu. Menggoreskan rasa aroma bunga di hati.
Rona yang indah hanya berjalan beberapa jeda waktu. Kegiatan sang istri berulang kembali seperti biasanya. Kebiasaan lama mewarnai kembali kegiatan hariannya Semuanya kelihatan wajar, hingga pada satu titik waktu – sang bunda harus pulang kehadirat Sang Ilahi. Bila itu terjadi : “Akankah orang disekitarnya serasa mendapat sambaran petir di siang hari bolong?”
( Tapi ini hanya kejadian yang langka, bila dibandingkan dengan seorang suami yang mengerti dan turut terjun di daerah domestik rumah-tangganya. Semoga kita bukan merupakan bagian dari cerita ini. )

Halimah Taslima
Forum Lingkar Pena ( FLP ) Cab. Sengata
halimahtaslima@gmail.com

Pendaftaran Majelis Sehati Angkatan 10

Asssalamu’alaikum, wr. wb.

Sahabat-sahabat, Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta akan membuka kembali pendaftaran anggota baru Angkatan 10. Mohon diperhatikan tanggal dan waktu pendaftaran berikut ini:

  1. Rabu, 22 Juli 2009, jam 18.30 – 20.00 WIB
  2. Ahad, 26 Juli 2009, jam 10.00 – 14.00 WIB
  3. Rabu, 29 Juli 2009, jam 18.30 – 20.00 WIB (Hari Terakhir)

Tempat pendaftaran di Musholla Baiturahman, Jl. Bangka I, dekat Gedung AKA atau seberang Bakso Ino, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.


Sebelum memutuskan untuk mendaftar, pastikan sahabat-sahabat sanggup menghadiri :

  1. ACARA PEMBUKAAN pada Ahad, 2 Agustus 2009 pukul 10.00 sampai selesai.
  2. Kajian Wajib Utama Ahad Siang Minggu I, dan IV pukul 12.00 – 15.00 WIB.
  3. Kajian Manajemen Qalbu, Ahad ke-II di Mesjid Istiqlal pukul 12.00 – 15.00 WIB.
  4. Kajian Hadits setiap Rabu malam pukul 18.00 – 21.00 WIB.

Seluruh kajian tanpa kecuali, wajib dihadiri anggota Majelis Sehati. Bagi sahabat yang tidak sanggup hadir, tidak perlu menjadi anggota, dan dipersilakan menjadi jamaah umum.

Syarat dan ketentuan menjadi Anggota Majelis Sehati DT Jakarta Angkatan 10 :

  1. Foto kopi KTP satu lembar.
  2. Foto Setengah Badan ukuran 3R / 4R / Postcard berwarna satu lembar di dalam ruangan (studio), dan bukan hasil pemotretan dari handphone.
  3. Pasfoto 4x6 berwarna satu lembar.
  4. Ketentuan foto, akhwat (wanita) wajib mengenakan jilbab dan ikhwan(pria) wajib mengenakan busana berkerah atau baju koko, bukan T-Shirt.
  5. Mengisi formulir keanggotaan langsung di tempat pendaftaran dan tidak dapat diwakilkan.
  6. Menyerahkan seluruh persyaratan dengan lengkap, tidak kurang satupun.
  7. Menyerahkan biaya investasi sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) untuk biaya kajian selama enam bulan (Agustus 2009 – Januari 2010). Biaya ini sudah termasuk pembuatan kaos anggota Majelis Sehati dan nametag (kartu anggota).

Informasi lebih lanjut, silakan hubungi langsung (tidak lewat SMS) 08158018156 / 02150212373 dengan Rico Atmaka atau 021-93698493 dengan Riri Atmaka.


Wassalamu’alaikum, wr. wb.

Rico Atmaka – 08158018156 / 021-50212373

Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta

YM ID : daddy_zahirah

Facebook : Rico Atmaka

e-mail : rico_atmaka@yahoo.com / rico_atmaka@telkom.net.id

Kajian Majelis Sehati

Assalamu’alaikum wr.wb.

Diberitahukan kepada seluruh anggota Majelis Sehati DT Jakarta baik Angkatan 9 maupun Anggota Daftar Ulang, wajib hadir pada kajian khusus pada :

Ahad, 3 Mei 2009, jam 09.30 – 11.45 WIB
Materi : Tanpa Sadar Kita Telah Menyakiti Rasulullah SAW
Pemateri : Ust. Miftahuddin.

Khusus Angkatan 9, wajib melanjutkan kajian pada pukul 13.00 – 15.00 WIB
Materi : Hak Dan Kewajiban Suami Istri
Pemateri : Ust. Harrits

Di Musholla Baiturahman, Jl. Bangka I, dekat Gedung AKA Tendean, seberang Bakso INO, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Syarat dan Ketentuan :
Wajib membawa Al-Qur’an dan terjemahan serta alat tulis.
Akhwat wajib berjilbab dan Ikhwan mengenakan busana berkerah atau baju koko.
Jamaah umum dipersilakan hadir dan tidak dipungut biaya apapun.

Informasi lebih lanjut silakan hubungi langsung (tidak lewat SMS) 08158018156 / 021-50212373 dengan Rico Atmaka.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta
YM ID : daddy_zahirah
Facebook : Rico Atmaka

Pasangan Ideal Menurut Allah

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. 2:216)

Sahabatku, ketika kita meminta dipertemukan dengan jodoh yang ideal, perlu diingat, ideal menurut siapa. Ideal menurut kita atau menurut Allah? Tentu saja kita mengharapkan bertemu dengan pasangan hidup yang ideal menurut Allah. Nah, kalau demikian, cara-cara menjemput jodoh, juga harus sesuai dengan cara-cara Allah. Artinya, kita serahkan semua kepada Yang Maha Adil dan Penentu Takdir. Jika sudah pasrah, maka kita jangan ikut campur pada apa yang menjadi urusan Allah. Tepatnya, kita cukup berusaha semaksimal mungkin dan berdoa. Soal hasil, itu mutlak urusan Allah.

Sangat indah dan nikmat jika kita dapat menerima jodoh ideal yang diberikan Allah. Yakinilah, tidak ada pasangan yang sempurna. Kuncinya, jadikan kekurangan pasangan sebagai ladang amal, dan jadikan kelebihan pasangan sebagai ladang ilmu. Setelah itu, ingatlah, kita menikah selain untuk ibadah, yang terpenting adalah untuk menggapai ridho Allah. Karena dengan menggapai ridho-Nya, Insya Allah, kita akan dikumpulkan kembali di surga, setelah menjalani kehidupan di dunia yang sangat singkat ini.

Pasangan kita, juga merupakan amanah dari Allah yang patut dijaga. Namun jangan berlebihan, atau terlalu mencintainya. Karena cinta yang utama hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Untuk kita, cukup kasih sayang saja. Insya Allah dengan kasih sayang dan penuh kelembutan, rumahtangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah mampu kita capai. Selamat berjuang saudaraku, karena menikah juga merupakan jihad.

Rico Atmaka

Pilihlah Karena Agamanya

oleh M. Arif As-Salman

Perasaan bahagia menyelimuti hati Faizul Haq-bukan nama sebenarnya. Kebahagiaan yang sulit untuk ia lukiskan. Barangkali, hari itu adalah hari yang paling bersejarah dalam hidupnya, hari yang penuh suka cita. Hari dimana ia telah dipertemukan dengan dambaan hati, 'buruan' cinta. Senyum mengembang di langit wajahnya. Bahkan air mata bahagia dan haru menetes mengairi taman hatinya yang rindu akan belaian cinta dan kasih sayang. Ia telah berani melangkah, demi menyelamatkan iman, agama dan hatinya. Mesjid Assalam di Kairo menjadi saksi bisu akad nikah dan walîmatul 'urs Faizul Haq dengan Sabira Husna-bukan nama sebenarnya. Hari dimana dua makhluk Allah bertemu dalam cinta kasih yang sah, terikat dalam mîtsâqan ghalîzhan. Kepada kedua pengantin setangkai bunga do'a dari hati yang tulus kami persembahkan, "Bâkarakallâhu laka, wabâraka 'alaika, wajama'a bainakumâ fî khairin." Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan rahmah, amin.


Faiz telah menempuh jalan yang lurus, jalan yang selamat dan diridhai Allah. Jalan orang-orang yang merindukan kejernihan hati dan ketentraman jiwa. Berbeda dengan mereka yang menempuh jalan menyimpang. Jalan orang-orang yang hatinya telah dikotori oleh kotoran setan dan nafsu. Orang-orang tertipu yang memilih kesenangan sesaat. Jalan laki-laki yang pengecut, pengumbar hawa nafsu dan jalan wanita-wanita yang bodoh, yang suka mengobral dan menjual kemuliaan diri. Tidak dipungkiri, Faizul Haq telah merancang dari jauh hari bagaimana ia menyiapkan hari yang bersejarah dalam hidupnya. Bagaimana ia menyiapkan segala keperluan untuk pernikahan. Mulai dari ilmu, mental, finansial, dan kesehatan fisik. Barangkali keinginan menikah telah menjadi humum Faiz sejak beberapa tahun kebelakang, sebagaimana yang juga bergejolak dalam hati banyak anak muda. Kerinduan yang tak lagi tertahankan untuk berjumpa sang kekasih dambaan jiwa. Kerinduan untuk bisa memadu hati, menumpahkan segala keluh-kesah dan gelora jiwa.
***
Setiap laki-laki yang soleh mendambakan seorang istri yang solehah. Istri yang ketika dilihat menyenangkan hati, ketika diperintah ia patuh, ketika ditinggalkan ia menjaga harta dan dirinya, dan ketika salah ia mau diingatkan. Istri solihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Ia ibarat sebuah madrasah yang kelak didalamnya anak-anak yang lahir akan dibesarkan, dididik dan dibina. Bijak dan tepat memilih calon istri sebelum menikah adalah diantara faktor kebahagiaan rumah tangga. Salah dalam memilih akan berisiko dikemudian hari. Dengan demikian, jangan tergesa-gesa menentukan pilihan, tapi kalau sudah nampak yang cocok dengan persepsi dan keinginan hendaknya segera mengajukan lamaran. Karena biasanya sesuatu yang berharga dan bernilai tinggi menjadi rebutan banyak orang...


Istri solehah akan selalu menjadi sumber kekuatan, tempat bertenang ketika gelisah melanda jiwa, tempat berbagi ketika resah menghimpit hati. Istri solihah bukanlah tipe wanita materialistis, yang ketika ada uang, abang disayang, nggak ada uang abang jangan pulang atau piring melayang. Sabar disaat kesulitan melanda, qana`ah dengan apa yang ada dan bersyukur ketika mendapat kelebihan rezki. Bagi seorang istri solihah keridhaan suami adalah diatas segalanya, walau ia harus melawan keinginannya. Hidupnya seluruhnya ia abdikan untuk suami dalam rangka beribadah dan ketaatan pada Allah Swt. Istri solehah adalah ibarat taman indah nan penuh pesona. Tak lelah mata memandang keindahan budi pekerti dan tingkah lakunya. Istri solehah selalu dirindu dan dikenang. Rindu pada belaian lembutnya, rindu pada teguran halusnya, rindu akan senyum tulusnya, rindu pada wajahnya yang teduh, air mukanya yang jernih dan rindu pada kata-katanya yang mesra. Hati akan resah bila lama tidak berjumpa, bila jarak telah memisahkan. Hati akan gelisah bila satu hari tidak bertemu. Karena cinta yang telah tenggelam dalam samudera hati, cinta akan kebaikan dan kebagusan akhlaknya. Sungguh benar apa yang disampaikan Rasulullah Saw. bahwa memilih wanita solehah akan membahagiakan seseorang di dunia dan di akhirat.


Untuk calon suami, pilihlah seorang calon istri yang telah dikenal baik akhlak dan agamanya. Utamakanlah itu atas segalanya. Dan jangan lupa untuk juga mempersiapkan diri menjadi seorang suami yang soleh. Dan bagi seorang calon istri, bila datang seorang laki-laki yang Anda kenal baik agama dan akhlaknya dan Anda memang telah siap untuk menikah, janganlah menolak, tapi terimalah niat baiknya dengan hati yang terbuka. Dan jangan lupa untuk mempersiapkan diri Anda menjadi bidadari baginya di dunia dan di akhirat. Istri solehah adalah harta yang paling berharga dan bernilai tinggi yang tiada duanya. Sungguh beruntung dan berbahagia seseorang yang dikaruniai seorang Bidadari Dunia. Hidup akan penuh dengan kebaikan dan ketaatan. Hidup yang selalu bersemangat, penuh cinta dan cita-cita mulia.

Aa Gym pernah berkata, "Istri solehah adalah sebaik-baik keindahan, kata-katanya menyejukkan kalbu, ia bagaikan bidadari surga yang hadir di dunia. Ia adalah istri yang meneguhkan jihad suami, penebar rahmat bagi rumah tangga, cahaya dunia dan akhirat."
Beberapa orang pernah datang kepada saya, curhat tentang keinginan mereka untuk menikah. Yang datang pun bervariasi, dengan berbagai permasalahan yang mereka miliki. Setiap yang datang selalu saya berikan dorongan untuk tidak ragu melangkah ketika melihat diri telah siap. Siap yang tidak saya artikan sebatas modal kemauan, namun konkritnya ada bekal yang telah dimiliki untuk membina rumah tangga. Juga melihat kesiapan dengan kejernihan hati dan pikiran, bukan dengan kacamata nafsu dan setan.

Harus ada kesadaran yang penuh ketika merespon dorongan-dorongan yang muncul dalam hati.
Fakta telah banyak berbicara, tentang orang-orang yang menikah hanya untuk melampiaskan hasrat nafsu yang tak lagi bisa ditahan. Apa yang terjadi adalah, hubungan yang tidak pernah harmonis dan sering terjadi cekcok antara suami-istri hanya disebabkan permasalahan sepele. Karena masih didominasi oleh sikap kekanak-kanakan dan sikap yang cenderung egois, emosian, sentiment dan penuh curiga. Ketika seseorang ingin ikut serta dalam sebuah perlombaan, kesiapan yang ia miliki menjadi tolak ukur kesuksesannya. Jika ia mempersiapkan diri dengan matang, peluang untuk menang akan terbuka dihadapannya. Tapi ketika persiapan yang ia miliki apa adanya, maka hasilnyapun akan jauh dari yang diharapkan. Tidak hanya dalam perlombaan, tapi dalam setiap dimensi kehidupan yang kita jalani, adanya kesiapan sangat menentukan kesuksesan kita.


Pernikahan tidak hanya semata hubungan biologis, kalau kita memaknai demikian, tentu tidak berbeda cara pandang kita dengan hewan. Namun dengan menikah ada nilai-nilai yang ingin kita raih, ada tugas, amanah dan kewajiban yang harus ditunaikan dan dipertanggung jawabkan. Ibarat kita ingin mendirikan sebuah gedung diatas sebidang tanah. Ketika pondasi yang dibangun kuat, pondasi akan tetap kokoh dan gedung tidak akan runtuh. Sedangkan bila pondasi lemah, besar kemungkinan gedung tidak akan bertahan lama dan akan cepat roboh. Pada intinya, kita perlu mempersiapkan diri, dan itu sudah menjadi keharusan. Siapkan ilmunya, mental, kesehatan dan finansial. Dan yang paling utama kita harus memiliki hubungan yang baik dengan Allah Swt.. Kita harus terus berupaya untuk meraih kedudukan taqwa. Dengan ketaqwaan segala kesulitan akan menemukan jalan keluarnya. Allah Swt. telah menjanjikan, bahwa barang siapa yang bertaqwa maka Allah Swt. akan memberinya jalan keluar terhadap kesulitan yang ia hadapi dan memberinya rezki dari arah yang tidak ia duga.


Dari sekarang, binalah hubungan yang baik dengan Allah Swt. dan dengan orang lain. Latihlah diri Anda dalam ketaatan, gemar berbuat kebaikan dan rajin beribadah. Latihlah diri Anda dengan perilaku yang mulia sehingga ia menjadi kebiasaan Anda. Dan bila diri Anda telah siap, maka melangkahlah dengan yakin. Adanya kekurangan ekonomi janganlah jadikan penghalang utama. Anda harus yakin rezki setiap hamba telah ditentukan kadarnya oleh Allah Swt. Bukankah itu suatu hal yang menggembirakan. Anda tidak perlu merasa susah, tinggal Anda berusaha untuk menjemput rezki itu. Dan terakhir, jangan salah pilih, jangan tertipu dengan penampilan luar, pilihlah dengan hati dan pikiran yang jernih. Jangan memilih dengan landasan nafsu dan bisikan setan. Utamakanlah agama diatas segalanya, dengan demikian kita akan bahagia sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah Saw.

Jadi, jangan tunda lagi kalau Anda sudah siap, bersegeralah ...!

Salam,
marif_assalman@yahoo.com

TV OnLine
This text will be replaced

"Hot News" "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. Ibrâhîm: 41-42)