Tausiah Teh Nini "Lima Kiat Datangkan Jodoh"

Pasangan Ideal Menurut Allah

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. 2:216)

Sahabatku, ketika kita meminta dipertemukan dengan jodoh yang ideal, perlu diingat, ideal menurut siapa. Ideal menurut kita atau menurut Allah? Tentu saja kita mengharapkan bertemu dengan pasangan hidup yang ideal menurut Allah. Nah, kalau demikian, cara-cara menjemput jodoh, juga harus sesuai dengan cara-cara Allah. Artinya, kita serahkan semua kepada Yang Maha Adil dan Penentu Takdir. Jika sudah pasrah, maka kita jangan ikut campur pada apa yang menjadi urusan Allah. Tepatnya, kita cukup berusaha semaksimal mungkin dan berdoa. Soal hasil, itu mutlak urusan Allah.

Sangat indah dan nikmat jika kita dapat menerima jodoh ideal yang diberikan Allah. Yakinilah, tidak ada pasangan yang sempurna. Kuncinya, jadikan kekurangan pasangan sebagai ladang amal, dan jadikan kelebihan pasangan sebagai ladang ilmu. Setelah itu, ingatlah, kita menikah selain untuk ibadah, yang terpenting adalah untuk menggapai ridho Allah. Karena dengan menggapai ridho-Nya, Insya Allah, kita akan dikumpulkan kembali di surga, setelah menjalani kehidupan di dunia yang sangat singkat ini.

Pasangan kita, juga merupakan amanah dari Allah yang patut dijaga. Namun jangan berlebihan, atau terlalu mencintainya. Karena cinta yang utama hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Untuk kita, cukup kasih sayang saja. Insya Allah dengan kasih sayang dan penuh kelembutan, rumahtangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah mampu kita capai. Selamat berjuang saudaraku, karena menikah juga merupakan jihad.

Rico Atmaka
TV OnLine
This text will be replaced

"Hot News" "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. Ibrâhîm: 41-42)