Tausiah Teh Nini "Lima Kiat Datangkan Jodoh"

MAAF "Ketika aku harus berbagi istri"

Ketika aku menikahi wanita yang sekarang menjadi ibu dari dua anakku, aku sempat merasa dia akan menjadi milikku sepenuhnya. Ternyata aku harus berbagi dengan yang lain. Ketika aku menjadi suami dari istri yang begitu menyadari kodratnya sebagai muslimah, aku sempat merasa, aku memiliki kekuasaan penuh terhadap dirinya. Ternyata kekuasaanku tidak sepenuhnya menguasai dirinya.

Ketika aku dan istriku yang telah banyak berkorban demi diriku, bersepakat setelah menikah untuk terus berjuang menegakkan agama Allah, aku sempat merasa apapun yang terjadi seorang istri harus sepenuhnya di bawah kendali suami. Ternyata istriku memiliki kendali untuk dirinya sendiri.

Ketika Allah mulai menguji tekad kami berdua untuk terus berjuang di jalan-Nya, aku mulai sadar, kalau aku harus berbagi istri dengan Sang Maha Pemilik Segalanya di Dunia ini. Bahkan seharusnya, aku tidak punya kekuasaan untuk memiliki ataupun mengendalikan istriku sepenuhnya. Istriku seratus persen milik Allah. Istriku seratus persen berada dalam genggaman Sang Maha Bijaksana.

Sedangkan aku.....aku....aku hanyalah suami yang juga seratus persen dalam genggaman Allah. Aku hanya menerima titipan amanah dari Allah, yang sewaktu-waktu dapat Dia ambil kembali. Aku hanya bertugas menjaga istriku, tapi bukan berarti memiliki sepenuhnya.

Dalam berjuang menegakkan agama Allah, kami bersepakat untuk menjadi pelayan Sang Maha Pencipta, guna melayani hamba-hamba-Nya. Maka aku harus siap berbagi istri dengan jamaah. Meskipun terkadang muncul ketidakikhlasan dalam hatiku.

Yah, aku hanya manusia biasa yang masih terus memperbaiki diri. Aku hanya seorang suami yang biasa-biasa saja, yang masih harus banyak berilmu.
Duhai istriku, doakan selalu agar suamimu tetap ikhlas, untuk bisa berbagi dirimu dengan Allah, hingga suatu saat nanti, suamimu benar-benar memiliki keikhlasan mutlak. Amin.

Dari suamimu yang masih terus belajar ilmu ikhlas....
Rico Atmaka
Koordinator Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta

Jangan Mudah Mengaku Sibuk


Oleh Meralda Nindyasti

“Maaf, saya terlambat memberi kabar. Ada kesibukan yang teramat nyata yang harus saya jalani di kampus. Sekali lagi.. maaf, saya baru sempat. “ kurang lebih SMS itulah yang kubaca dari salah seorang teman SMAku dulu.
Kata-kata yang terangkai dalam SMS itu cukup membuatku geli. Kalimat itu cukup santun, esensi dari kalimat itu pun tak sekali ini aku mendengar ataupun membacanya. Bukan lagi dari 1 atau 2 orang, lebih bahkan…Hmm, dan mungkin aku pun pernah berucap seperti itu, seingatku lebih dari sekali juga.

Ada hal yang menarik, cukup menginspirasi. Kalimat itu mengajakku merenung. Ya, aku sempat tak habis pikir.. pernah diri ini mengaku sibuk, padahal statusku masih mahasiswa. Tentu ucapanku ini belum bersesuaian. Bahkan aku menghakimi diri sendiri karena berucap itu. Kenapa? Karena dalam paradigmaku, kalau saat mahasiswa saja sudah berani mengaku sibuk, maka bagaimana jika sudah bekerja dan berumah tangga?
Berbicara masalah berkeluarga, maka ada dua kosakata yang menjadi kunci, yaitu waktu dan tanggung jawab. Kalau seseorang sudah berkeluarga, bertambahlah amanahnya. Bagi seorang laki-laki, ada amanah untuk menjemput rejeki, menjadi ayah bagi anak-anaknya, menjadi suami bagi isterinya, menjalani profesi pekerjaannya, menjadi anak bagi ayah ibunya, dan jika ia adalah sosok orang yang andil dan berpengaruh terhadap lingkungannya, maka amanah-amanah itu belum masuk hitungan. Ya, begitu pula dengan wanita.

Sekali lagi, aku sampai tak habis pikir, masih berstatus mahasiswa saja sudah berani mengaku sibuk. Sekalipun bukan mahasiswa biasa, dalam arti tak hanya belajar akademik tapi juga non akademik. Tapi itu sungguh bukan alasan bagiku untuk mengaku sibuk. Waktu ku sebagai mahasiswa dengan waktu mereka yang sudah berkeluarga, pun dengan waktu para pemimpin bangsa tetap sama. Sehari 24 jam. Padahal tanggungjawab mereka tentu melebihi diriku.

Jangan mudah berkata sibuk. Karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita seperti itu. Aku masih bisa membayangkan semulia apa sosok beliau. Dengan berbagai macam amanah dan tanggungjawab yang ada di pundak beliau, tetap, tetap peduli dan selalu melayani. Beliau, seorang pengelola bisnis yang diinvestasikan bunda Khadijah. Beliau lah enterpreneur dengan sifat nabawi:shiddiQ (jujur), amanah (capable), fathanah (smart) dan tabligh (informatif). Beliau, seorang panglima perang, selama 10 tahun di Madinah ada sekitar 300-an detasemen yang beliau bentuk dan berangkatkan. Beliaulah pemimpin negara yang saat menjadi imam shalat, masih sempat bertanya “Di mana si Fulan? Mengapa ia tidak nampak? “. Namun, tetap.beliau begitu tak lalai dalam mengemban amanahnya yang lain, sebagai suami, ayah, teman, dan tetangga. Dan, bandingkan dengan kita, sungguh.. belum seberapa.

“Maaf, saya sibuk “. Ya, tiga kata yang bisa membuat jiwa-jiwa yang mengharap uluran tangan kita menjadi sungkan meminta bantuan kita. Tiga kata yang mampu membuat saudara yang semula ingin berbagi duka dengan kita, kini menjadi enggan karena khawatir makin menyita waktu kita. Inagtkah? Dalam tiap waktu kita, ada hak-hak saudara kita. Dan bisa jadi 3 kata itu menjadi alasan kita untuk lalai memenuhi hak mereka. Tiga kata yang mungkin sering menjadi alasan untuk kita lupa melantunkan bait-bait doa untuk saudara-saudara kita.

Pff, tidak baik jika aku mengeluh dengan mengaku sibuk dan tidak baik jika kepedulian ini merapuh dengan mengaku sibuk. Karena itu, jangan mudah mengaku sibuk, karena masih banyak sisi kehidupan yang belum terjamah. Masih banyak tantangan ummat yang belum terselesaikan. Kerena Islam membutuhkan kontribusi kita lebih besar. Ya, menjadi sebaik-baik hamba yang banyak memberi manfaat. Ya, Totalitas dalam peduli dan melayani.

Moslemalda@yahoo. Com

Aa Gym Menjawab di Kick Andy Metro TV

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Pretopik: Aa Gym Menjawab di Kick Andy Metro TV,
kamis malam jam 10, tgl 6 Des 2007

Ini penampilan pertama Abdulah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym di sebuah talk show. Tidak mudah meyakinkan dai yang dikenal dengan lagunya 'Jagalah Hati' ini untuk tampil di Kick Andy. Pasalnya, selama ini dia merasa didzolimi oleh pers setelah berpoligami.
Melalui berbagai pertimbangan, akhirnya Abdullah Gymnastiar menyatakan bersedia. Semua pertanyaan yang diajukan Andy Noya dijawabnya dengan terbuka. Mulai dari alasan mengapa sampai dia tega menyakiti hati istri dan keluarga dengan kawin lagi, bagaimana perasaannya 'ditinggal' oleh para pengagumnya, sampai isu bisnisnya hancur setelah berpoligami.
''Ini cobaan yang berat dalam hidup saya. Tapi dalam perjalanan waktu ke depan saya yakin ada hikmah yang dapat dipetik,'' ujarnya.

Dengan suara bergetar Aa Gym mengungkap perasaan yang harus dipendamnya selama beberapa tahun terakhir ini. Pria yang bertutur lembut ini mengaku beberapa tahun terakhir hidupnya tidak bahagia. Dia merasa kehidupannya bagaikan sebuah mesin yang sedang berjalan dan tidak bisa dihentikan. ''Saya begitu sibuk. Dari satu acara ke acara lain. Dari satu daerah ke daerah lain. Bahkan untuk mengejar waktu, saya sering naik helikopter atau pesawat khusus. Saya tidak punya waktu lagi untuk urusan pribadi,'' ungkap ayah tujuh anak ini.
Bahkan untuk bertemu dengan kedua orangtua yang dia cintai pun tidak pernah dapat terlaksana. ''Saya rindu dan ingin bertemu orangtua tapi jadwal begitu padat. Saya sudah menyadari ada yang salah dengan kondisi ini. Saya jadi jarang bertemu dengan istri dan anak-anak. Tapi saya tidak berdaya. Saya tidak bisa menghentikan mesin ini.''

Maka, ketika pria 45 tahun ini memutuskan untuk menikah lagi, dan akibat keputusannya itu dia ditinggalkan oleh sebagian besar 'umatnya', Aa Gym mengaku semua itu merupakan kehendak Allah untuk menghentikan mesin kehidupannya yang berputar telalu cepat.
''Ini cara Tuhan agar saya mempunyai waktu untuk lebih memperhatian keluarga. Ini cara yang halal, yang diijinkan oleh agama,'' ujarnya masih dengan suara bergetar.

Mengenai bisnisnya yang terganggu akibat banyak pengagumnya yang menarik diri setelah dia menikah lagi, Aa Gym juga mensyukuri dan mengambil hikmahnya. ''Sejak awal saya juga merasakan semua kegiatan bisnis yang bertumpu pada pengultusan individu tidak akan sehat dan tidak akan bertahan lama,'' ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, secara alamiah bisnis yang dipimpinnya di, bawah payung Manajemen Qolbu Corporation, tersaring secara alamiah. ''Unit bisnis yang mengandalkan saya sebagai pribadi, terpaksa tutup. Tapi bisnis lain yang dikelola secara profesional, sampai sekarang tetap bertahan.''

Aa Gym tetap pada pendiriannya bahwa berpoligami adalah keputusan yang tidak menyalahi agama dan prinsip hidupnya. ''Kita bisa lihat di sekeling kita, masih ada yang memilih jalan yang dilarang agama. Apa yang saya lakukan tidak menyalahi agama.''
Pada bagian kisah tentang adiknya yang lumpuh dan kemudian meninggal, pria yang gemar berolahraga petualangan ini tidak kuasa membendung tangisnya. Kepada Andy Noya dan penonton di studio, Aa Gym mengakui adiknya yang cacat itu merupakan sumber inspirasinya dan menjadikan dirinya seperti sekarang ini.
Adiknya yang sudah lumpuh waktu itu tetap bertekad melanjutkan kuliah ke fakultas ekonomi Universitas Indonesia. Padahal untuk ke kuliah dan beraktivitas, Agung, sang adik, harus dibopong. Aa Gym sebagai kakak termasuk yang paling sering membopong adiknya ke tempat kuliah.

Suatu hari, Aa Gym tak kuasa untuk melemparkan pertanyaan kepada Agung. ''Dik, kata dokter sakitmu sudah parah sekali. Tapi adik kok tidak pernah mengeluh?'' Sang adik tersenyum lalu menjawab, ''Untuk apa mengeluh? Mengeluh akan membuat orang lain susah. Kalau orang-orang beramal untuk bekal di surga nanti, saya ingin agar kesabaran saya ini bisa menjadi bekal nanti.''
Mendengar jawaban itu Aa Gym tersadar. Betapa mulianya hati sang adik. Bahkan Agung pernah mengatakan apa pun yang dilakukan Aa Gym tidak akan sempurna jika tidak mengikuti jejak Nabi Muhammad. ''Itulah titik balik dalam kehidupan saya sehingga saya bisa seperti sekarang ini,'' ungkapnya.

Di Kick Andy pimpinan Pesantren Daarut Tauhid ini juga bercerita tentang kenapa dia kerap memakai sorban, bagaimana ketika di SD dia terpaksa jualan jambu milik tetangga, dan bagaimana saat mahasiswa dia harus mencari uang dengan menjadi supir angkot. Termasuk bagaimana dia menghidupi keluarga dengan jualan bakso. ''Subuh-subuh saya sudah ke pasar beli tulang sumsum untuk kuah bakso.'' Tapi mengapa sang istri waktu itu terganggu dengan profesi sang suami? ''Karena setiap hari jualan bakso, badan saya bau bakso semua. Istri gak tahan dan sering mau muntah,'' ujar Aa sembari tertawa.

Banyak kisah suka dan duka dalam perjalanan hidupnya yang dia ungkapkan di Kick Andy.
Aa Gym juga menjawab semua tudingan terhadapnya. Sebuah wawancara tanpa batas dengan sang tokoh. Di ujung acara, Aa Gym dipertemukan dengan 'Aa Jimmy', yang selalu menirukan Aa Gym di News. Com. Apa yang terjadi? Marahkah Aa Gym?

Sumber : http://www.kickandy.com/pretopik.asp

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

*SEHATIsyiar*
www.majelissehati.blogspot.com
email & YM : sehati.dtjakarta@yahoo.com

Pengajian MMQ Istiqlal :"Silaturahim Akbar Pendengar MQ Pagi"

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh,

Bersama ini kami mengundang muslimin/muslimat dimana saja berada untuk menghadiri Pengajian Majelis Manajemen Qolbu : "Silaturahim Akbar Pendengar MQ Pagi"
yang InsyaAllah akan diselenggarakan pada :

Hari/tanggal : Ahad, 9 Desember 2007
Waktu : 12:00 - 15:00 WIB
Penceramah : KH. Abdullah Gymnastiar
Tempat : Masjid Istiqlal, Jl. Taman Wijaya kusuma, Jakarta Pusat
Pengajian ini terbuka untuk umum, dan tidak dipungut biaya.
Demikian undangan ini kami sampaikan, semoga Allah SWT meridhoi dan memudahkan langkah kita. Amin ya Rabbal Alamin.

Jazakumullah khoiron katsiiroo,
atas kehadiran dan bantuannya dalam ikut penyebaran info Pengajian MMQ Istiqlal ini.

Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakaatuh,

Humas - Daarut Tauhiid Jakarta
http://www.dtjakarta.or.id/
Jalan Cipaku I no. 43 Kebayoran BaruJakarta Selatan 12170
Telp : (021) 723-5255 Fax : (021) 723-5258

Keburukan Datang dari Diri Sendiri

Oleh Muhammad Rizqon

Ada dua kisah sedih menjelang pernikahan yang baru-baru ini terjadi di lingkungan saya.
Kisah pertama:
Menjelang pesta pernikahan tetangga sebelah, isteri saya turut berpartisipasi dalam acara masak-memasak menyiapkan hidangan pesta pernikahan untuk esok harinya. Suatu hal yang lazim jika para ibu berkumpul maka saling curah perasaan pun terjadi. Pada saat itulah ibu dari sang putri calon pengantin mencurahkan perasaannya. Bagi ibu-ibu daerah tersebut apa yang diungkapkan oleh sang ibu adalah rahasia di balik pernikahan yang akan dilangsungkan esok hari, sebab memang ibu-ibu sekitar rumahnya belum mengetahui dengan persis siapa calon suami dari mempelai putri.
Isteri saya sungguh terkaget ketika sang ibu dari mempelai menceritakan bahwa calon suami putrinya beberapa hari yang lalu tersangkut perkara pembunuhan yang tidak disengaja sehingga ia terancam masuk penjara. Kisahnya ia mengendarai sepeda motor, dan sepeda motornya tersebut menabrak seseorang sehingga menemui ajalnya. Ia pun segera diproses, polisi segera menjatuhkan hukuman penjara sebelum proses lebih lanjut dilakukan oleh pengadilan. Namun karena sang terdakwa memiliki hajat yang harus ditunaikan yaitu melangsungkan pernikahan, maka polisi memberi waktu untuk melangsungkan pernikahan tersebut, dan setelah pernikahan usai, ia akan segera digiring ke penjara di kepolisian.
Ibu dari mempelai perempuan itu bercerita kepada isteri saya dan semua yang hadir pada acara memasak di malam hari itu dengan derai air mata. Tak terbayang juga bagaimana perasaan putrinya yang akan menikah dengan calon terpidana. Bagi yang menikah dengan pasangan yang tugas ke luar kota barang kali tidak begitu bermasalah karena ada harapan sang suami akan segera pulang dan menjemput untuk diajak serta. Bagi dia yang suaminya akan memasuki penjara, tentu ia tidak boleh turut serta. Kapan mereka bisa berkumpul kembali pun belum diputuskan oleh pengadilan. Kalau hanya beberapa bulan, masih ada harapan untuk menanti. Kalau bertahun-tahun, bagaimanakah perasaan jiwanya yang telah terpasung oleh ikatan pernikahan sementara ia pun ingin menikmati pernikahan tersebut?
Isteriku berusaha menyabarkan agar sang ibu dan sang putri tabah menghadapi cobaan-Nya. Bagaimanapun ini adalah takdir Allah yang mana di balik takdir itu pasti ada kebaikan-kebaikan yang akan dipetik. Barangkali ini adalah teguran Allah atas kehilafan-kehilafan yang dilakukannya, maka tidak ada jalan terbaik selain bertaubat dan berusaha memperbaiki hidup agar lebih baik di jalan Allah.

Kisah kedua:
Bu Fulanah isteri seorang pejabat perpajakan telah merencanakan pesta pernikahan putrinya secara matang. Sebagai orang sangat berada, berbagai acara telah disiapkan secara mewah. Gedung, katering, pernik-pernik pernikahan, dokumentasi, busana, panitia, dan lain-lain, telah disiapkan secara fiks dan matang untuk acara pernikahan putrinya tersebut. Boleh jadi, mahalnya biaya tidak bermasalah yang penting ada kepuasan penunjukkan status hidupnya. Singkat cerita, tiga hari menjelang pernikahan, beliau menerima kabar bahwa sang calon menantu mengalami kecelakaan sehingga meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Sungguh, meninggalnya sang calon menantu tersebut adalah berita yang tidak disangka-sangka sebelumnya. Bayangan pernikahan indah putrinya pun bercampur dengan bayangan upacara pemakaman sang calon menantu. Dada sang ibu rasanya sempit dan sesak, kemudian tidak lama ia terkulai jatuh pingsan. Pasca kejadian itu, sang ibu masih diliputi suasana shock yang diiringi rasa sakit secara fisik.
Banyak sisi hikmah yang bisa diambil dari kejadian tersebut. Yang menarik buat saya kenapa justru sang ibu calon mempelai putri yang mengalami kesusahan dan bukan putrinya? Bagi saya hal ini mengisyaratkan bahwa memang nuansa ikatan batin sang ibu kepada sang putri menjelang pernikahan memang sungguh besar. Bayangkan, sang ibu hendak mengalihkan tanggung jawab pemeliharaan sang putri kepada orang lain. Hal ini akan sedikit berbeda bagi sang ibu mempelai laki-laki yang akan tetap menjadi ibu pasca pernikahan kelak.
Karena merasa akan mengalihkan tanggung jawab itulah, sang ibu boleh jadi ingin berbuat yang terbaik bagi putrinya. Hanya saja yang menjadi catatan di sini adalah bahwa yang terbaik menurut sang ibu belum tentu terbaik menurut Allah Swt.
Calon menantu yang hendak dipenjara atau calon menantu yang meninggal dunia, boleh jadi dipandang oleh sang ibu masing-masing sebagai hal yang buruk dan diluar persangkaan mereka. Tetapi boleh jadi, hal itu adalah terbaik bagi putrinya dan terbaik menurut Allah Swt.
Pelajaran utama dari penggalan kisah tersebut bagi saya adalah bahwa apa yang menjadi harapan manusia tidak selalu selaras dengan kehendak Allah. Manusia boleh bermimpi, bercita-cita, bekerja, berusaha, dan berjuang. Tetapi yang harus selalu tertanam adalah bahwa realisasi dari mimpi, cita-cita, dan tujuan dari upaya dan perjuangan tersebut tidak lepas dari kehendak Allah Swt.

Yang patut menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana agar keinginan kita (selalu) selaras dengan kehendak Allah sehingga hidup kita selalu diliputi oleh kebaikan. Allah memberi jawaban dalam Al-Qur’an: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. 2:186).
Formula yang diberikan Allah dalam Al-Quran ini begitu simpel dan mudah, yaitu jika kita merasa keinginan kita tidak selaras dengan kehendak Allah (tidak dikabulkan Allah), berarti masih ada masalah keimanan dalam diri kita, baik berbentuk tidak memenuhi seruan-Nya atau berbuat maksiyat kepada-Nya.
Sang ibu yang calon menantunya meninggal tersebut bersuamikan pegawai perpajakan. Kehidupannya mentereng dan wah. Kekayaan tersebut sudah lama nampak sebelum adanya reformasi kantor perpajakan seperti sekarang ini, yang mana pegawai-pegawainya digaji cukup besar. Boleh jadi, kekayaan yang bukan haknyalah yang menjadikan keinginannya tidak dikabulkan Allah Swt.
Sedangkan ibu dari calon mempelai yang dipenjara, kurang rajin dalam hal ibadah kepada Allah dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan dalam bentuk pengajian atau majelis taklim. Boleh jadi, itulah yang menjadikan keinginannya tidak terkabul di sisi Allah.
Boleh jadi pula, bukan semua itu penyebab pastinya, saya hanya bisa mengambil hikmah dari yang nampak. Tetapi saya yakin, bahwa kebaikan itu datangnya dari Allah dan musibah itu datangnya dari diri kita sendiri.

Rumusan sederhana dalam menghadapi keburukan ini, sangat relevan jika kita applikasikan dalam segmentasi kehidupan apapun. Diri sendiri, keluarga, masyarakatdan bahkan kehidupan bernegara. Jika kita mengalami keburukan (hal yang tidak menyenangkan), sadarilah bahwa itu datangnya dari diri kita sendiri bukan orang (pihak) lain.
Alangkah indahnya jika hidup dipenuhi dengan orang-orang yang mawas diri dan introspektif ini. Perpecahan pun dapat diminimalisir dan “kambing hitam” pun barangkali tidak laku. Justru yang terjadi adalah masing-masing elemen akan berusaha memperbaiki diri dansecaraagregatif menimbulkan perbaikan yang luar biasa. Subhanallah.

Waallahu’alam Bishshawaab

TOP Study Majelis Sehati : Kesehatan Alat Reproduksi pada Usia Subur

Assalamu'alaikum, wr.wb.

Sahabat-sahabat, khususnya Anggota Majelis Sehati Angkatan 6, wajib hadir pada kajian Wajib Utama yang Insya Allah diselenggarakan pada:

Hari/Tgl : Ahad, 25 November 2007
Pukul : 12.00 – 15.00 WIB
Tempat : Mesjid DT Jakarta, Jl. Cipaku I/43, dekat ps Santa, Jaksel.

Tema : Kesehatan Alat Reproduksi pada Usia Subur
Pemateri : dr. Ichwan (Alumni Haji / Tim Medis Daarut Tauhiid Jakarta)


Jamaah umum yang ingin hadir, silakan datang langsung.

Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Wassalamu'alaikum, wr.wb.
Rico Atmaka – 08158018156 / 021-98603024 / 021-93150090
Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta
YM ID : daddy_zahirah @ Yahoo!Messenger
http://www.majelissehati.blogspot.com/
milis : http://groups.yahoo.com/group/ukhuwah_sehati

Kajian Majelis Sehati : Memahami Poligami dengan benar

Assalamu'alaikum, wr.wb.

Sahabat-sahabat, khususnya Anggota Majelis Sehati Angkatan 6,
wajib hadir pada kajian Wajib Utama yang Insya Allah diselenggarakan pada:

Hari/Tgl : Ahad, 4 November 2007
Pukul : 12.00 – 15.00 WIB
Tempat : Mesjid DT Jakarta, Jl. Cipaku I/43, dekat ps Santa, Jaksel.
Tema : Memahami Poligami dengan benar.
Pemateri : Ust. Ihsan Hakim

Jamaah umum yang ingin hadir, silakan datang langsung, dengan syarat :
- Membawa Al-Qur'an dan terjemahan serta alat tulis.
- Akhwat/Wanita, wajib mengenakan busana muslimah berjilbab, bukan sekedar kerudung.
- Ikhwan/Pria mengenakan busana berkerah/baju koko, bukan kaos/T-Shirt (kecuali Tim Majelis Sehati) dan tidak merokok.

Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Wassalamu'alaikum, wr.wb.

Rico Atmaka – 08158018156 / 021-98603024 / 021-93150090
Koordinator Majelis Sehati DT Jakarta
YM ID : daddy_zahirah
www.majelissehati.blogspot.com
milis : ukhuwah_sehati@yahoogroups. com

Road Map to Halal Bi Halal DT 1428 H

Assalamu'alaikum wr. wb.

Salam Ukhuwah Silahturahmi !
Bulan keberkahan telah terlalui, Hari kemenangan telah terlewati
Semoga masih diberi kesempatan menemuinya kembali di tahun depan
Tali silahturahmi telah terajut, Kebersamaan telah terjalin
Dengan Halal bi halal semoga rajutan dan jalinan itu makin erat
Daarut Tauhiid akan mengadakan halal bi halal 1428 H !

Mau tau ramenya kayak apa ? Ya datang aja sendiri, ga usah bingung dan ragu
Kerinduan untuk saling bertemu, saling berkenalan dan bersilaturahmi sesamamember begitu membuncah. Halal bi halal ini, sungguh begitu dinantikan.

Bagi anda yang baru bergabung di milis SEHATI satu minggu, satu bulan atau duabulan, inilah saatnya anda untuk terlibat langsung, mengenal dan merasakansecara langsung seperti apa Majelis Sehati DT itu sesungguhnya.

Hari / Tanggal : Ahad, 28 Oktober 2007
Di : Mesjid DT II Jakarta, Jln.Suka Mulya Rt 001/09 Kampung Dukuh Desa, Serua Indah Ciputat, Tangerang-Banten.
Pukul : 09.00 – Selesai
(Bagi sahabat yang belum mengetahui lokasinya, ditunggu di DT Cipaku, hingga pukul 08.00, kita berangkat sama-sama, Insya Allah disediakankendaraan, karena itu wajib daftar)

Acara : - Silaturahim dan Tausyiah serta halal bi halal
Ayo, kita hadiri bersama-sama acara kita ini. Di samping menikmati acara yang disuguhkan oleh Daarut Tauhiid, kita akan saling berkenalan danbersilaturahmi.

JANGAN SAMPAI KETINGGALAN DAN RAGU !!!. Jangan cuma di milis SEHATI aja, itu baru luar'-nya aja, apalagi bagi member baru. Sebagai jaringan ilmu, mari bersilahturahmi secara offline di ajang Halal Bi Halal DT ini.
Rasakan kebersamaan, kehangatan dan keakrabannya !.

Mo lebih jelasnya lagi silahkan klik http://majelissehati.blogspot.com/

Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Wassalamu'alaikum, wr.wb.

PENTING : REVISI ACARA SILATURAHIM SEHATI 2007

Assalamu'alaikum, wr. wb.

Sahabat-sahabat, Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta mengundang
seluruh anggota, baik yang aktif maupun non-aktif, baik yang sudah
ataupun yang belum menikah, termasuk para aktifis, untuk hadir pada
acara Silaturahim Sehati yang Insya Allah akan diselenggarakan pada :

Hari / Tanggal : Ahad, 28 Oktober 2007
Di : Mesjid DT II Jakarta, di Ciputat.
Pukul : 09.00 s/d Selesai
(Bagi sahabat yang belum mengetahui lokasinya, ditunggu di DT Cipaku,
hingga pukul 08.00, kita berangkat sama-sama, Insya Allah disediakan
kendaraan, karena itu wajib daftar)
Acara : - Silaturahim dan Tausyiah serta halal bi halal

Demi kepentingan pendataan, dimohon dengan sangat kepada yang
berkesempatan hadir, untuk melakukan pendaftaran melalui :

a. Telepon / SMS (sebutkan nama lengkap, angkatannya dan status) dengan
Rico Atmaka 08158018156 / 021-98603024 atau Riri - 08159998064
b. E-mail ke : rico_atmaka@yahoo.com / rico@ramakofm.com cantumkan nama
lengkap, no HP, status (menikah/belum menikah) dan angkatannya.

Pendaftaran tidak dipungut biaya apapun alias gratis, namun wajib daftar terlebih dahulu.
Pendaftaran ditutup pada Ahad, 21 Oktober 2007 pukul 12.00 WIB.
Mohon disebarluaskan kepada alumni Majelis Sehati yang lain.

Jazakumullah khoiron katsiiroo.
Wassalamu'alaikum, wr. wb.

Rico Atmaka 08158018156 / 98603024
YM ID : daddy_zahirah
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta

Wisata Ta'aruf Bandung Mei 2007

Sang Khadijah Itu...

Oleh Yon's Revolta

Adalah Khadijah, seorang pedagang yang sukses, seorang wanita yang hidup dan dibesarkan di lingkungan Suku Quraisy. Sebagai pedagang besar, Khadijah mempunyai beberapa orang pegawai yang menyertainya. Dari salah seorang pegawainya, dan cerita-cerita yang disampaikannya, Khadijah kemudian mengenal sosok Muhammad yang membantu perdagangan, khususnya ketika membawa dagangan ke negeri Syam. Khadijah lalu penasaran tentang sosok seorang yang jujur itu, siapakah dia…?

Juga keterangan mengenai hal aneh seperti awan tebal yang selalu menyelimuti Muhammad selama perjalanan dagang. Lebih-lebih lagi, keterangan seorang rahib bernama Buhairah yang membaca tanda kenabian pada diri Muhammad seperti yang dijanjikan dalam Taurat dan Injil. Singkatnya, rasa penasaran pelan-pelan berbuah simpati dan datanglah cinta. Mengalirlah bening cinta Khadijah kepada Muhammad setelah mengetahui kejujuran, amanah dan cahaya kebenaran melekat pada dirinya. Akhir bahagia, menikahlah keduanya. Khadijah (40) dan Muhammad (25). Inilah awal sebuah ikrar cinta sejati

Rupanya, perjalanan cinta selalu penuh liku…
Dalam sejarah, keduanya mendapat sorotan tajam masyarakat masa itu yang dikenal masih jahiliyah (bodoh), menyembah patung dan sebagainya. Mereka memusuhi keduanya. Muhammad gelisah melihat realitas yang terjadi pada masyarakatnya. Memang, masyarakat Makkah mengenal sosok Muhammad selaku orang yang gemar merenung dan berpikir. Tapi sayang, mereka tidak menyadari, kelakuan merekalah yang menyebabkan murungnya Muhammad.

Suatu kali dibulan Ramadhan…
Muhammad menuju Gua Hira, sebuah gua kecil yang terdapat di bukit cahaya (jabal nur) yang terletak di utara Makkah. Ia mencari ketenangan. Orang-orang Quraisy juga terbiasa melakukan itu, sesekali mengasingkan diri dari hiruk pikuk suasana Makkah dengan meninggalkan aktivitas pedagangan dan juga suasana hangat rumah tangga. Ketika mendapati suaminya dalam kecamuk gelisah mencari kebenaran sejati, Khadijah tampil utuh sebagai isteri teladan. Ia tahu dan mengerti dengan sepenuh hati, kepergian suaminya menyendiri untuk beribadah dan mencari hakikat kebenaran sejati.

Dengan ketulusan, kesetiaan dan kepatuhannya, Khadijah mendukung sepenuhnya suaminya. Ia tak terjebak sifat cengeng dan romantisme murahan seperti dilakukan mayoritas wanita Quraisy yang meminta tetap dipelukan daripada ditinggalkan. Di situlah kemudian risalah kenabian dideklarasikan. Dan, Khadijah adalah orang pertama yang mempercayainya, orang pertama yang memasuki gerbang Islam. Kata Ibnu Syihab r. A. “Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasul-Nya sebelum shalat diwajibkan”.

Dalam perjalanan menyeru kebenaran membersamai suaminya, tak jarang, perlakuan kasar masyarakat dirasakannya. Begitu juga Muhammad sering merasakannya. Pada saat seperti itu, Khadijah tampil sebagai pribadi yang agung, memberikan motivasi kepada suaminya untuk tetap tegar. Dengan penuh cinta, kelembutan dan kasih sayangnya, selalu menampakkan keceriaan. Mengobati kegundahan Rasul atas perlakuan kaum Quraisy yang tak mengenakkan.

Kata-kata yang keluar dari bibir Khadijah adalah kelembutan, tutur kata yang halus. Pengobat hati, penyejuk jiwa. Seperti katanya “Wahai suamiku, risalah yang kau emban adalah kebenaran sejati, pastilah Allah ta’ala tidak akan melupakanmu dan akan memberikan arahan serta tuntunan bagi perjalananmu”. Kata-kata semacam itu yang membesarkan hati Muhhamad untuk terus berjuang menyerukan kebenaran. Bagi Muhammad sendiri, Khadijah adalah keteduhan, seorang wanita penyabar yang selalu penuh keceriaan. Tak hanya itu, sebagai pengusaha, Khadijah pun dikenal sebagai wanita yang menginfakkan sebagian besar hartanya demi kelancaran perjuangan. Ah, Khadijah memang gagah.

Hingga kemudian dalam sejarah perjuangan, terjadilah peristiwa pemboikotan yang dilakukan kaum Quraisy kepada kaum muslim. Mereka terisolasi, diembargo sehingga kesulitan komunikasi, transportasi dan juga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibat pemboikotan itu, menyebabkan Khadijah sakit keras karena kelaparan dan kehausan. Hingga, dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal dunia. Rasullulah sendiri yang mengurus jenazahnya. Ketika melepas kepergiannya, Rasulullah mengucap “Sebaik-baik wanita penghuni surga adalab Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid”.

***
Itulah sebagian kecil pribadi dan sosok Khadijah. Memang, itu sejarah terkenangkan yang terjadi 14 abad lalu. Tapi, rasanya masih cukup relevan untuk dijadikan ibrah di zaman ini. Setidaknya, untuk memotret pribadi seorang wanita yang gagah, tegar, tak banyak mengeluh, penuh keceriaan di wajahnya, terlihat dari senyum ramahnya nan menyejukkan, siap berjuang dengan sepenuh jiwa, tapi juga menampilkan sisi lembut dan penuh romantisme. Adakah sosok seperti itu dijaman ini. Kalaupun ada, siapkah para lelaki baik dan sholeh menyambut Sang “Khadijah Senja” itu ketika ia datang menyapa, ketika ia datang dengan tiba-tiba…? Hanya, ketulusan cinta yang bisa menjawabnya.

Kota Senja, 29 September 2007.
http://penakayu. Blogspot. Com

Ketika aku meminta sedikit.......

Sahabat-sahabat, ketika usiaku 25 tahun, aku sudah memiliki niat untuk menikah, meskipun hanya sekedar niat, tanpa keilmuan yang cukup. Karena itu, aku meminta jodoh kepada Allah dengan banyak kriteria. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 30 tahun, semua orang-orang yang ada di sekelilingku, terutama orang tuaku, mulai bertanya pada diriku dan bertanya-tanya pada diri mereka sendiri. Maukah aku segera menikah atau mampukah aku menikah? Dalam doaku, aku kurangi permintaanku tentang jodoh kepada Allah. Rupanya masih terlalu banyak. Dan Allah-pun belum mengabulkan niatku.

Ketika usiaku 35 tahun, aku bertekad, bagaimanapun caranya, aku harus menikah. Saat itulah, aku menyadari, terlalu banyak yang aku minta kepada Allah soal jodoh yang aku inginkan. Mulailah aku mengurangi kriteria yang selama ini menghambat niatku untuk segera menikah, dengan bercermin pada diriku sendiri.

Ketika aku minta yang cantik, aku berpikir sudah tampankah aku?Ketika aku minta yang cukup harta, aku berpikir sudah cukupkah hartaku?
Ketika aku minta yang baik, aku berpikir sudah cukup baikkah diriku?
Bahkan ketika aku minta yang solehah, bergetar seluruh tubuhku sambil berpikir keras di hadapan cermin, sudah solehkah aku?

Ketika aku meminta sedikit.....Ya Allah, berikan aku jodoh yang sehat jasmani dan rohani dan mau menerima aku apa adanya, masih belum ada tanda-tanda Allah akan mengabulkan niatku.Dan ketika aku meminta sedikit...sedikit...sedikit...lebih sedikit.....Ya Allah, siapapun wanita yang langsung menerima ajakanku untuk menikah tanpa banyak bertanya, berarti dia jodohku. Dan Allahpun mulai menujukkan tanda-tanda akan mengabulkan niatku untuk segera menikah. Semua urusan begitu cepat dan mudah aku laksanakan. Alhamdulillah, ketika aku meminta sedikit, Allah memberi jauh lebih banyak. Kini, aku menjadi suami dari seorang istri yang melahirkan dua orang anakku.

Sahabatku, 10 tahun harus aku lewati dengan sia-sia hanya karena permintaanku yang terlalu banyak. Aku yakin, sahabat-sahabat jauh lebih mampu dan lebih baik daripada yang suadh aku jalani. Aku yakin, sahabat-sahabat tidak perlu waktu 10 tahun untuk mengurangi kriteria soal jodoh.
Harus lebih cepat!!! Terus berjuang saudaraku, semoga Allah merahmati dan meridhoi kita semua. Amin.

Rico Atmaka – 08158018156
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta

Kajian harian tidak diwajibkan

Assalamu'alaikum wr.wb.

Sahabat-sahabat, khususnya anggota Majelis Sehati angkatan 6 atau yang daftar ulang,
selama bulan Ramadhan, kajian harian tidak wajib hadir,
namun dipersilakan untuk mengikuti
kegiatan Ramadhan di Mesjid DT Jakarta.

Khusus Ahad, 23 September 2007, bagi anggota angkatan 6, wajib hadir pada kajian Majelis Sehati pukul 12.00 - 15.00 WIB.

Jazakumullah khoiron katsiiroo
Wassalamu'alaikum wr.wb.

Rico Atmaka - 08158018156 / 021-98603024
Koordinator Majelis SehatiDT Jakarta

Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta

Assalamu’alaikum, wr.wb.
Sahabat-sahabat, sebelumnya saya selaku Koordinator Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta mohon maaf, bila secara berkala, sahabat-sahabat menerima informasi ini. Karena ternyata masih banyak yang kurang memahami apa Majelis Sehati itu yang sebenarnya.

Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta bukan biro jodoh ataupun kontak jodoh. Tapi majelis keilmuan, yang membantu sahabat-sahabat untuk meningkatkan keilmuannya lewat kajian-kajian ilmu dari pranikah hingga pasca nikah. Diharapkan, dengan mengikuti kajian-kajian Majelis Sehati, sahabat-sahabat dapat membuka hati, sehingga dapat lebih memahami apa dan bagaimana proses ta’aruf, khitbah hingga ke jenjang pernikahan yang sesuai dengan syariat Islam. Juga bagaimana mengatasi masalah-masalah kerumahtanggaan secara Islam. Serta segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah menjemput jodoh dalam arti luas. Dan yang paling penting, lewat kajian-kajian Majelis Sehati, sahabat-sahabat dapat mengalami perubahan akhlak yang jauh lebih baik lagi.

Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta bukan biro jodoh ataupun kontak jodoh. Karena pada pelaksanaannya, tidak pernah menjodohkan para anggotanya. Keputusan untuk menjemput jodoh, sepenuhnya diserahkan kepada anggota, tanpa adanya unsur pemaksaan. Keputusan menjemput jodoh juga harus didasari keilmuan yang cukup.

Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta bukan biro jodoh ataupun kontak jodoh. Sehingga siapapun yang ingin menjadi anggotanya, harus memenuhi syarat-syarat tertentu dan kesempatan mendaftar hanya dibuka setiap enam bulan sekali, sesuai dengan lamanya kajian untuk setiap angkatan. Jadi, tidak hanya sekedar menyerahkan biodata. Karena setiap anggota wajib mengikuti kajian-kajian yang telah ditetapkan, agar memiliki kesamaan visi dan misi, sehingga diharapkan akan lebih mempermudah dalam penjemputan jodoh. Untuk saat ini, Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta hanya mampu melayani jamaah Jakarta dan sekitarnya. Bagi sahabat-sahabat yang berada di luar kota, dipersilakan bergabung, selama sanggup melaksanakan seluruh persyaratannya.

Bagi sahabat-sahabat yang hanya berniat untuk sekedar menjemput jodoh, tidak dianjurkan untuk menjadi anggota Majelis Sehati Daarut Tauhiid Jakarta. Karena dikhawatirkan akan menemui kekecewaan.

Terima kasih sahabat-sahabat telah meluangkan waktu untuk membaca informasi ini. Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi langsung nomor-nomor di bawah ini, mohon maaf tidak lewat SMS. Semoga bermanfaat dan mari kita sama-sama berjuang untuk selalu menegakkan agama Allah, serta mencontoh Rasulnya.

Jazakumullah Khoiron Katsiiroo.

Wassalamu’alaikum, wr.wb.
Rico Atmaka - 08158018156
Koordinator Majelis Sehati
Daarut Tauhiid Jakarta
Layanan Informasi Majelis Sehati - 021 93150090 (esia)
TV OnLine
This text will be replaced

"Hot News" "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)" (QS. Ibrâhîm: 41-42)